Blok Rokan resmi dikelola Pertamina. Foto: dok Pertamina.
Blok Rokan resmi dikelola Pertamina. Foto: dok Pertamina.

Sejarah Chevron Kelola Blok Rokan Selama 97 Tahun

Ade Hapsari Lestarini • 09 Agustus 2021 08:16
Jakarta: PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) telah beroperasi di Indonesia selama beberapa dekade. Chevron telah menjadi operator Blok Rokan di Provinsi Riau dan penghasil minyak mentah terkemuka di Indonesia.
 
"Melalui kepengurusan PT CPI, Blok Rokan telah dikenal sebagai landasan industri energi dan telah memberikan kontribusi yang berarti terhadap kemajuan dalam negeri selama berpuluh-puluh tahun," ungkap Presiden Direktur Chevron Pacific Indonesia Albert Simanjuntak, dalam laman resmi CPI, dikutip Medcom.id, Senin, 9 Agustus 2021.
 
Adapun sejarah awal Chevron di Indonesia dimulai pada 1924, ketika kedatangan empat ahli geologi dari Standard Oil Company of California (Socal). Socal meluncurkan ekspedisi geologis ke Pulau Sumatra.

Pada 1930-an, Socal bekerja sama dengan Texaco yang akhirnya membentuk Caltex yang menjadi cikal bakal perusahaan Chevron Pasific Indonesia.
 
Kegiatan pencarian migas yang dilakukan sejak era Kolonial Belanda tersebut baru memberikan hasil usai penemuan lapangan Duri pada 1941, lalu disusul penemuan lapangan Minas pada 1944.
 
"Area cadangan minyak mentah pertama kali ditemukan di Ladang Duri pada 1941. Dengan miliaran barel minyak di bawah permukaan tanah, Duri adalah lapangan dengan deposit minyak terbesar di Asia Tenggara sampai ditemukannya Ladang Minas di Asia Tenggara di akhir 1944, membuat Indonesia sebagai penghasil minyak mentah terbesar di Asia Tenggara pada waktu itu," jelasnya.
 
Kedua lapangan tersebut merupakan lapangan minyak terbesar dari total 115 lapangan produksi di Blok Rokan saat ini dengan luas wilayah mencapai 6.264 kilometer persen.
 
Adapun pada 1958, CPI membangun jalan yang menghubungkan Pekanbaru dan Dumai. Ini adalah jalan pertama yang menghubungkan antara pantai Timur dan pantai Barat Pulau Sumatra.
 
Selanjutnya, Caltex Pacific Oil Company (CPOC) dengan seksama mengembangkan Ladang Minas raksasa untuk mencapai 15 ribu barel minyak dalam sehari pada awal produksinya. Pada 1952 menandai pengiriman pertama minyak dari ladang minas di Riau, Indonesia. Peristiwa tersebut diresmikan oleh Menteri Perekonomian Sumanang Suryominoto.
 
Kemudian pada 1967, Caltex menyusun sistem saluran pipa terperinci dan jalur jalan untuk menghubungkan ladang-ladang utama termasuk Bangko, Bekasap, Pematang, Petani dan Kotabatak. Area-area ini berkontribusi penting dalam hasil produksinya.
 
Lalu pada 1977, CPI memulai pembangunan Jembatan Siak, jembatan pertama di atas Sungai Siak. Tidak hanya menghubungkan wilayah selatan Pekanbaru dengan bagian utara, tetapi juga membuka akses ke berbagai bagian wilayah Sumatera. Jembatan Siak menggantikan Jembatan Ponton yang sebelumnya dibangun oleh Caltex pada 1950-an.
 
"Kami mencapai puncak produksi pada Mei 1973, pemompaan satu juta barel minyak dalam sehari. Pada 2008, kami menandai pemompaan ke-11 miliar barel minyak dari kegiatan operasi kami di Sumatra," tambahnya.
 
Blok Rokan pernah mencetak produksi tertinggi menyentuh angka hampir satu juta barel per hari pada 1973. Rata-rata kontribusi produksi Blok Rokan selama 70 tahun terakhir sekitar 46 persen dari produk minyak bumi nasional.
 
Kini, Blok Rokan menjadi salah satu tumpuan Indonesia dalam mendongkrak produksi minyak bumi sebesar satu juta barel per hari dan 12 miliar kaki kubik per hari gas bumi (BSCFD) pada 2030.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan