Kepala Pusat P3DN Kemenperin Nila Kumalasari mengatakan, pada Tahun Anggaran 2021 ini pihaknya telah memfasilitasi sertifikasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sebanyak 9.000 sertifikat dengan anggaran sekitar Rp112 miliar.
"Alhamdulilah saat ini sudah terlampaui dan bahkan lebih. Tahun depan kami merencanakan menambah anggaran itu," ucap Nila dikutip dari keterangan tertulisnya, Rabu, 17 November 2021.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Komersial Surveyor Indonesia Saifuddin Wijaya sepakat dengan Nila. Namun ia mengakui bahwa terdapat sedikit kendala.
"Proses sertifikasi TKDN sebenarnya tidak banyak kendala, apalagi sudah ada self assessment. Kendalanya justru masalah kerahasiaan. Surveyor Indonesia sebagai verifikator sudah berkomitmen untuk menjaga kerahasiaan tersebut lewat NDA (Non-Disclosure Agreement) yang ditandatangani bersama," tuturnya.
Karena itu, pihaknya melakukan verifikasi untuk industri farmasi berdasarkan bobot, bukan perhitungan cost base. "Harapannya dengan sistem pembobotan bisa menjaga kerahasiaan formula obat dari proses hingga bahan baku yang dinilai," sebut Saifuddin.
Direktur Utama Surveyor Indonesia M Haris Witjaksono mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari partisipasi PTSI dalam program sosialisasi TKDN. "Kendala-kendala yang ada bisa dikomunikasikan secara gamblang sehingga bisa mendapatkan solusi," jelasnya.
Di sisi lain, Direktur Produksi dan Distribusi Farmasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Agusdini Banun menuturkan, Indonesia saat ini masih rentan dengan kemandirian terhadap bahan baku obat dan alat kesehatan.
"Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Perindustrian bekerja sama mendorong kemandirian tersebut," tegas Agusdini.
Mendukung pernyataan Agusdini, Presiden Direktur PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia Pamian Siregar menjelaskan bahwa saat ini yang perlu untuk didorong adalah kemandirian industri sehingga dapat mendorong bahan baku obat di dalam negeri.
"Karena itu kami berharap kebijakan tentang TKDN di industri farmasi ini bisa terus dikembangkan sehingga bisa bersaing dengan produk impor dari segi harga," harap dia.
Kepala Divisi Perencanaan dan Strategi Bisnis PT Bio Farma (Persero) Taufik Wilmansyah merasakan benefit yang nyata dari sertifikasi TKDN pada beberapa produknya.
"Program sertifikasi TKDN ini, terutama dengan adanya e-katalog, adalah angin segar buat industri farmasi. Kami mengeluarkan PCR test bersertifikasi TKDN dengan verifikasi dari Surveyor Indonesia, dan program tersebut banyak digunakan selama pandemi," tutup Taufik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News