Pekerja mengukur kadar air pada limbah kayu atau ranting pohon yang diolah menjadi pelet kayu di Tempat Pengolahan Sampah Setempat (TPSS), Sukmajaya, Depok, Jawa Barat. FOTO: ANTARA FOTO/ASPRILLA DWI ADHA
Pekerja mengukur kadar air pada limbah kayu atau ranting pohon yang diolah menjadi pelet kayu di Tempat Pengolahan Sampah Setempat (TPSS), Sukmajaya, Depok, Jawa Barat. FOTO: ANTARA FOTO/ASPRILLA DWI ADHA

Industri Kayu Indonesia Diharap Gandeng Jepang Gali Potensi Biomassa Kayu

Antara • 08 Juli 2021 08:27
Jakarta: Pelaku industri perhutanan Indonesia diharapkan menggandeng perusahaan asal Jepang untuk bekerja sama dalam pemanfaatan biomassa kayu yang potensinya melimpah di Tanah Air. Hal itu dianggap penting guna mengoptimalkan pertumbuhan di industri tersebut di masa mendatang.
 
"Indonesia memiliki kekayaan biomassa yang melimpah, sementara Jepang memiliki teknologi untuk pemanfaatan biomassa tersebut. Kita harus dapat menemukan titik temunya dan mengupayakan kerja sama dari perusahaan Jepang dan juga Indonesia," ujar Dubes RI untuk Jepang Heri Akhmadi, dilansir dari Antara, Kamis, 8 Juli 2021.
 
Dubes memaparkan Sumitomo Forestry di Jepang telah memiliki pembangkit listrik biomassa (urban biomass power generation) di Kawasaki. Sedangkan Mitsubishi, memiliki dan mengembangkan biomass co-firing technology dengan 11 unit pembangkit listrik dengan total 3,574 MW.

Mitsubishi, lanjutnya pada Indonesia-Japan Virtual Business Dialogue on Wood Product yang diselenggarakan oleh KBRI Tokyo bekerja sama dengan Forum Komunikasi Masyarakat Perhutanan Indonesia (FKMPI) pada Senin, 5 Juli, juga telah bekerja sama dengan ITB untuk mengembangkan kebutuhan energi di Indonesia di masa yang akan datang.
 
Selain itu, Renova Inc dan Kyudenko Corporation memiliki biomass power plants, yang kesemuanya telah menyatakan keinginannya untuk bekerja sama membangun pembangkit listrik berbasis biomassa di Indonesia.
 
"Tiga hari yang lalu saat saya bertemu Sumitomo Forestry, saya juga mendorong Sumitomo Forestry untuk dapat bekerja sama dengan perguruan tinggi di Indonesia untuk mengembangkan hutan tanaman industri untuk kebutuhan pembangkit energi dimasa yang akan datang," ujarnya.
 
Sementara itu Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Perhutanan Indonesia (FKMPI) Indroyono Soesilo menyatakan potensi pengembangan biomassa dari hutan tanaman energi di Indonesia cukup besar.
 
“Kondisi alam Indonesia yang subur memungkinkan untuk percepatan pertumbuhan jenis-jenis tanaman yang memiliki kalori tinggi untuk energi biomassa," katanya.
 
Menurut Indroyono, pasar Jepang menyukai kayu Akasia dan Eukaliptus, padahal kayu ini memerlukan waktu 5-6 tahun untuk bisa dipanen. Sedangkan pasar domestik menggunakan kayu Gamal dan Kaliandra, yang sudah bisa dipanen mulai tahun kedua dan ketiga dengan metoda trubusan.
 
“Oleh karena itu kami mengusulkan agar Pasar Jepang tidak hanya melirik Akasia dan Eukaliptus tetapi untuk wood chip maupun wood pellet dapat menggunakan kayu Gamal dan Kaliandra yang kalorinya tidak kalah dari kalori batubara," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan