Direktur TBS Energy Juli Oktarina menjelaskan, perseroan akan menggunakan laba bersih untuk disisihkan sebagai dana cadangan sebesar USD790,65 ribu atau sekitar Rp12,57 miliar dan sebesar USD7,11 juta atau setara Rp113,05 miliar sebagai laba ditahan.
“Alokasi laba bersih ini untuk mendukung diversifikasi bisnis perseroan, termasuk investasi di sektor ketenagalistrikan yang berfokus pada energi baru dan terbarukan, kendaraan listrik, dan pengelolaan limbah," ujar Juli seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) TOBA di Jakarta, Jumat, 26 April 2024.
Selama 2023, perseroan mencatat total pendapatan senilai USD501,3 juta atau menurun 21,2 persen (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, laba bersih perseroan tercatat sebesar USD20,8 juta atau menurun 77,8 persen (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya.
Dalam kesempatan sama, Direktur TBS Mufti Utomo menyampaikan bahwa perseroan terus menunjukkan komitmen kuat dalam transisi menuju Energi Baru Terbarukan (EBT). Pada 2023, TBS melakukan akuisisi sejumlah perusahaan, membangun PLTS, hingga meluncurkan motor listrik.
“Tahun 2023, kami berhasil mengembangkan dan menambah portofolio hijau kami di sektor pengelolaan limbah melalui akuisisi AMES dan ARAH, mendapatkan kontrak jual beli listrik energi baru terbarukan melalui proyek PLTS Terapung (46 MWp) di Batam, meluncurkan motor listrik Electrum H5, dan mencatat performa keuangan yang sehat dari sektor pembangkit listrik," ujar Mufti.
Baca juga: OIKN Cari Investor Potensial di Pameran Hannover Messe |
Diversifikasi bisnis
Ia melanjutkan, strategi diversifikasi bisnis perseroan telah membuahkan hasil positif, yang mana sektor pembangkit listrik mencatatkan peningkatan pendapatan 25,53 persen (yoy) mencapai USD59,17 juta. Kontribusi dari segmen ini dinilai sangat penting dalam menstabilkan kondisi keuangan perseroan di tengah fluktuasi harga batu bara.Sementara itu, pendapatan dari penyewaan kendaraan listrik meningkat 189,2 persen (yoy) menjadi USD217,99 ribu dan bisnis pengelolaan limbah menghasilkan pendapatan USD3,18 juta pada tahun 2023.
Dalam kesempatan sama, SVP Corporate Strategy & Investor Relations TBS Nafi Sentausa optimistis terhadap prospek perseroan pada 2024, mengacu pada hasil positif dari akuisisi dan ekspansi bisnis baru yang mulai terlihat di awal tahun.
“Dari sektor pengelolaan limbah, akuisisi AMES yang menguasai 75 persen pangsa pasar limbah medis di Singapura, dan ARAH dengan kapasitas pengolahan lebih dari 38 ton sampah per hari, hingga peluncuran motor Electrum H5 dan pengembangan proyek Mini Hidro di Lampung serta PLTS Waduk Tembesi, memberikan kami kepercayaan untuk menatap tahun 2024 dengan optimisme tinggi," ujar Nafi.
Selain itu, dalam RUPST, perseroan mengangkat kembali Bacelius Ruru sebagai Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen, Djamal Attamimi sebagai Komisaris, dan Ahmad Fuad Rahmany sebagai Komisaris Independen.
"Pengangkatan kembali ini dilakukan seiring dengan berakhirnya masa jabatan mereka sebelumnya, dan dimaksudkan untuk memperpanjang masa tugas mereka di jajaran Dewan Komisaris," ujar Nafi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News