baca juga: Lampung Prioritaskan Pengembangan Kedelai Lokal di 2024 |
"Harga jual kedelai mulai turun secara bertahap sejak akhir Januari 2024 hingga pekan ini menjadi Rp10.400 per kg," kata Manajer Primer Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Primkopti) Kabupaten Kudus Amar Ma'ruf dikutip dari Antara, Selasa, 13 Februari 2024.
Ia mengakui stok kedelai memang sempat terkendala banjir, menyusul akses Jalan Pantura Kudus-Demak tergenang banjir. Bahkan, kata dia, permintaan stok kedelai baru terpenuhi pada hari ini.
Hal itu, imbuh dia, disebabkan karena aksesnya cukup sulit, karena melalui jalur alternatif dari Semarang melalui Mijen, Jepara, cukup padat kendaraan, sehingga pengiriman sejak Senin, 12 Februari 2024, baru sampai di Kudus pada hari ini.
"Kami juga baru saja mengajukan tambahan alokasi kedelai, namun informasi terbaru jalan di Mijen juga mulai tergenang banjir sehingga truk distribusi tidak berani ke Kudus," ujarnya.
Jika sampai akhir pekan ini belum ada tambahan alokasi kedelai, diperkirakan harga jual kedelai impor bakal terdongkrak naik.
Harga kedelai bisa naik
Sementara stok kedelai impor yang tersedia di gudang sebanyak 40 ton, sedangkan permintaan bisa mencapai 15 ton per harinya.Kepala Bidang Fasilitasi Perdagangan, Promosi dan Perlindungan Konsumen Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus Minan Muchammad mengakui harga jual kedelai di pasaran memang turun, tetapi dengan adanya banjir di Jalur Pantura Demak ditambah di Jalan Mijen sebagai jalur alternatif menuju Semarang, dimungkinkan bisa mempengaruhi harga jualnya di pasaran.
"Sepanjang stok kedelai impor tersedia, tentunya harga jual di pasaran tetap stabil. Sebaliknya ketika stok menipis, sedangkan kebutuhan stabil tentunya bisa berdampak pada harga," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News