"Paket ini sudah dilaporkan ke presiden difinalisasi. Kami siapkan ada delapan paket kebijakan yang disiapkan, empat terkait prosedural, empat terkait fiskal kami komunikasikan dengan Menkeu," kata dia di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu, 4 Maret 2020.
Dirinya menjelaskan, insentif yang bakal diberikan untuk mempermudah impor bahan baku guna mendukung industri manufaktur. Selain itu pemerintah akan mempermudah ekspor yang diharapkan bisa menjaga pertumbuhan ekonomi di tengah perlambatan global akibat virus korona.
"Impor bahan baku kita punya kemudahan impor kemudahan ekspor diperluas, artinya jaga momentum peningkatan ekspor. Sedang dikaji kemungkinan relaksasi perpajakan PPh atau bea masuk, jadi barang masuk bisa dimanfatakan produksi. Ini paket sedang dipersiapkan stimulus kedua," jelas dia.
Selain pemerintah, stimulus perekonomian juga diberikan oleh Bank Indonesia (BI) serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK). BI telah melonggarkan kebijakan moneter berupa penurunan suku bunga acuan serta Giro Wajib Minimum (GWM). Sementara OJK juga merelaksasi aturannya untuk sektor keuangan.
"Yang kena saat ini supply-demand dan produksi, coba diganjal dengan stimulus. Stimulus pariwisata (sudah) dilucurkan dan paket stimulus sektor riil sudah dirapatkan. Dalam waktu dekat mudah-mudahan bisa selesai," ungkapnya.
Pemerintah berharap segala stimulus ini bisa mengurangi risiko dampak pelemahan ekonomi Tiongkok dan ekonomi global akibat korona. Bahkan setiap pelemahan ekonomi Tingkok sebesar satu persen diperkirakan bakal mengurangi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,3 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News