Pengelola Bioskop Lengkapi Saluran Udara dengan Ultraviolet. Foto: Medcom.id/Roni K.
Pengelola Bioskop Lengkapi Saluran Udara dengan Ultraviolet. Foto: Medcom.id/Roni K.

Pengelola Bioskop Lengkapi Saluran Udara dengan Ultraviolet

Ilham wibowo • 28 Agustus 2020 11:52
Jakarta: Pengelola bioskop telah menerapkan referensi protokol kesehatan internasional sebelum kembali membuka fasilitas untuk masyarakat umum. Pemanfaatan teknologi terkini juga diterapkan dengan memanfaatkan sinar ultraviolet.
 
Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafruddin mengatakan bahwa sinar ultraviolet tersebut untuk menyaring udara agar selalu steril di lingkungan bioskop. Penggunanya pun merupakan fasilitas tambahan selain standar protokol kesehatan yang direkomendasikan Pemerintah.
 
"Ada suplai udara dingin di situ, kita berikan ultraviolet untuk screening udara keluar masuk agar tetap segar ke ruangan," kata Djonny dikutip dari acara Prime Talk Metro TV, Jumat, 28 Agustus 2020.

Penerapan sinar ultraviolet untuk mengantisipasi penularan virus korona di udara telah dilakukan oleh pengelola bioskop seperti di Korea Selatan. Fasilitas hiburan menyaksikan film tersebut tetap dibuka di tengah penangan pandemi covid-19.
 
"Kami cari ada referensi dari internasional karena grup (bioskop) di kami ini ada juga dari Meksiko dan Korea Selatan, mereka berikan referensi," tuturnya.
 
Menurut Djonny, fasilitas bioskop di Indonesia punya predikat terbaik di Asia Tenggara. Kerumunan masyarakat yang dikhawatirkan pemerhati kesehatan sudah dievaluasi agar penerapan physical distancing baik pengunjung maupun petugas bisa maksimal.
 
"Sekarang kami desain kapasitas 50 persen, kami lakukan screening ketat terutama seluruh karyawan lakukan penyidikan untuk hadapi ini. Penonton yang masuk jelas diperiksa thermogun, cuci tangan, dan sampai ke loket diberi jarak," paparnya.
 
Meski sistem penerapan protokol kesehatan telah disiapkan, lanjut Djonny, pihaknya hanya akan membuka fasilitas setelah mendapat izin resmi dari Pemerintah daerah setempat. Ia berharap para pemerhati kesehatan punya satu suara dengan memperkuat penerapan referensi yang ideal saat beraktivitas di lingkungan bioskop.
 
"Saya rasa masalah ini kalau terus berlarut cenderung akan menghilangkan kepercayaan masyarakat. Kenapa para ahli itu tidak kumpul di internal supaya kita kaji betul," ujarnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan