Video itu menjadi perhatian publik karena Ahok sesumbar akan "berhenti", bahkan "membubarkan" Pertamina kalau perusahaan itu merugi. Pernyataan tersebut dihubung-hubungkan dengan Pertamina yang kini merugi Rp11,28 triliun pada tahun berjalan semester I-2020 itu. Angka kerugian menggunakan asumsi kurs Rp14.500 per USD.
Video yang viral di media sosial itu dibagikan akun Twitter @Maspiyo atau Mas Piyu Ori yang rupanya mengutip wawancara Ahok dengan Andy F Noya yang masih tersedia di laman YouTube Kick Andy Show. Wawancara itu juga dilakukan secara daring melalui Instagram.
Kedua, Ahok mengancam akan membubarkan Pertamina jika dalam tujuh bulan tidak ada perkembangan. Ia mengatakan sudah saatnya BUMN berubah.
"Ya, tujuh bulan juga sudah mulai kelihatan kok, gua bilang kalau enggak gua bubarin. Gua berhenti kalau enggak," kata Ahok dalam video berdurasi 22 detik itu.
Berdasarkan penelusuran Medcom.id, kutipan persis Ahok itu terjadi di menit ke-9 hingga ke-10. Menurutnya, BUMN harus setor duit ke APBN.
"Tidak ada lagi ceritanya APBN menyuntik duit ke BUMN. Mestinya sebaliknya. BUMN yang setor duit ke APBN. Masa tiap tahun mesti disuntik? Kalau enggak beres dibubarin atau digabung," ujar Ahok.
Video Ahok ini rupanya ditanggapi mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, dalam postingan di media sosial Twitter.
"Kalau tidak sesumbar, berarti Ahok sdh berubah. Itu saja," kata Said melalui akun Twitter @msaid_didu.
Kehadiran Ahok di Pertamina memang menuai kontoversi. Ahok dinilai mampu membuat kinerja perusahaan minyak pelat merah itu berkibar. Sebaliknya, sejumlah orang pun menilai Ahok tidak layak diangkat sebagai komisaris.
Menanggapi itu, Ahok sesumbar mampu membawa Pertamina berjaya. Namun kini, dalam laporan keuangan semester I-2020, Pertamina rugi hingga Rp11 triliun. Padahal di periode yang sama tahun lalu, Pertamina masih untung hingga Rp9,5 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News