Direktur AP II M Awaluddin mengatakan karakteristik bandara yang dikelola AP I dan AP II berbeda. Misalnya AP II mengelola Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten, sedangkan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali dikelola oleh AP I.
Ia bilang Bandara I Gusti Ngurah Rai didominasi oleh penerbangan internasional, sehingga ketika wabah korona menyerang dan banyak penerbangan yang dibatalkan akan menyeret kinerja AP I. Sementara penerbangan di Bandara Soetta didominasi oleh penerbangan domestik yang dampaknya tidak separah penerbangan rute internasional.
Awaluddin menjelaskan perbandingan antara penerbangan domestik dan internasional di Bandara Soetta yakni 75:25. Dari 200 ribu jumlah penerbangan di Bandara Soetta, 150 ribu di antaranya merupakan penerbangan domestik dan 50 ribu penerbangan internasional
Penerbangan domestik masih mengalami pertumbuhan sekitar tiga persen. Sebaliknya, penerbangan internasional minus enam hingga tujuh persen dengan pembatalan penerbangan mencapai 735 penerbangan.
“Namun secara agregat penerbangan domestik dan internasional masih tumbuh satu persen. Penumpang kita masih tumbuh sekitar empat-lima persen. Jadi agregasinya masih positif, saya bersyukur juga sih,” kata Awaluddin di Bandara Soetta, Cengkareng, Banten, Rabu, 11 Maret 2020.
Pertumbuhan yang masih positif tersebut pun terefleksi pada kinerja keuangan untuk bisnis aero. Meskipun belum bisa memberikan data detail, ia memastikan dampak virus korona tidak sebesar AP I.
“Saya pastikan (potensi kehilangan pendapatan) lebih sedikit (dari AP I),” tutur dia.
Penurunan pendapatan, lanjutnya bakal ditutup dari sisi bisnis nonaero. Pada Januari-Februari, bisnis nonaero masih tumbuh lima persen dengan kontribusi terhadap total pendapatan perseroan sebesar 48 persen.
“Saya pastikan nonaero kita ruangnya masih tumbuh. Jadi ini yang kemudian kita cari, sehingga yang revenue stream aero internasional bisa kita cover,” jelas Awaluddin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News