"Kira-kira kurang lebih Rp10 triliun hingga Rp15 triliun. Padahal targetnya di atas Rp43 triliun," kata Erick dalam webinar, Kamis malam, 2 Juli 2020.
Erick menjelaskan penurunan dividen ini lantaran pandemi covid-19 membuat 90 persen perusahaan BUMN mengalami tekanan keuangan. Sebelum pandemi, ia menargetkan setoran dividen tahun depan sebesar Rp48 triliun-Rp49 triliun atau naik dari target tahun lalu.
"2021 dividen jebol karena 90 persennya terkena covid-19. Yang tadinya saya optimistis di 2021 bisa meningkat," tutur dia.
Ia mencontohkan Angkasa Pura diperkirakan masih bisa meraup untung hingga akhir tahun. Namun keuntungan tersebut akan digunakan untuk menjaga arus kas (cash flow) perusahaan, terutama untuk membayar gaji pegawai.
"Begitu juga dengan KAI yang punya 2,5 triliun tapi hari ini 90 penurunan penurunan income. Kita jaga supaya sustain, jadi keuntungannya tidak didividenkan karena harus jaga cash flow sampai tahun depan," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News