Kontribusi laba sebelum pajak dari pilar healthcare (obat-obatan dan alat kesehatan) sebesar Rp482 miliar, meningkat dibanding pencapaian 2018 sebesar Rp394 miliar. Sedangkan dari pilar consumer dan trading membukukan kontribusi laba sebelum pajak sebesar Rp45 miliar.
Sementara itu, dari sisi penjualan, di 2019, perusahaan mencatatkan penjualan sebesar Rp3,9 triliun atau tumbuh 14 persen dari Rp3,4 triliun di 2018. Penjualan terbesar berasal dari pilar healtchare sebesar Rp2,2 triliun (56,5 persen), serta pilar consumer dan trading sebesar Rp1,7 triliun (43,4 persen).
Sedangkan tingkat kesehatan PT Rajawali Nusindo pada 2019, yang dihitung berdasarkan SK Menteri BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002, termasuk dalam kategori "SEHAT AA" dengan total skor 80,50.
Sekretaris Korporasi Rajawali Nusindo Sofyan Effendi mengatakan perusahaan memiliki jaringan operasional sebanyak 43 cabang yang tersebar dari Aceh sampai Papua, didukung oleh 525 tenaga penjual dan pemasaran yang kompeten serta memiliki 36.353 pelanggan perusahaan dan bekerja sama dengan 41 mitra kerja di dalam maupun di luar negeri.
"Untuk itu PT Rajawali Nusindo telah mencanangkan target pendapatan penjualan 2020 sebesar Rp4,3 triliun dan beban usaha sebesar Rp386 miliar. Pendapatan penjualan ditargetkan meningkat sebesar 5,67 persen dan beban usaha ditargetkan turun sebesar 15,83 persen dari 2019," jelas dia dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 1 Juli 2020.
Kenaikan pendapatan penjualan dan penurunan beban usaha dapat mendorong peningkatan perolehan laba setelah pajak perusahaan yang dalam 2020 ditargetkan sebesar Rp113 miliar atau naik 21,5 persen dari 2019.
Rajawali Nusindo meyakini bisnis di bidang perdagangan, pemasaran, dan distribusi akan terus tumbuh. Keyakinan ini juga diperkuat dengan beberapa faktor penunjang yang menjadi keunggulan perusahaan baik dari aspek operasional maupun strategi pengembangan usaha.
Antara lain struktur permodalan yang kuat, kemampuan perencanaan manajemen yang solid, standar prosedur operasional yang teruji, biaya operasi yang ekonomis, kualitas pelayanan yang terukur, dan berbagai produk yang unggul.
Menurut dia kunci keberhasilan pertumbuhan suatu produk terletak pada kemampuan untuk menarik konsumen baru, karena dengan demikian penetrasi pasar akan semakin ketat dan meningkat.
"Salah satu strategi yang dilakukan adalah menjaga dan mengembangkan reputasi perusahaan dalam bidang distribusi, pemasaran, dan perdagangan obat dan alat kesehatan, serta trading di Indonesia yang telah mendapatkan pengakuan secara nasional maupun internasional," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News