Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro. Foto : Mi/Ramdani.
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro. Foto : Mi/Ramdani.

Pandemi Buat Indonesia Kurangi Impor Alat Kesehatan

Antara • 24 Agustus 2020 20:09
Jakarta: Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro mengatakan pandemi covid-19 menjadi pelajaran yang baik bagi Indonesia untuk menyadari perlunya segera menekan impor alat kesehatan (alkes) yang selama ini hampir semuanya diimpor.
 
Bambang mengatakan pada awal-awal mulai wabah merebak di Tanah Air pada awal Maret lalu, ada banyak alkes seperti alat tes cepat, tes usap, reagen, hingga ventilator impor masuk.
 
"Di awal, ada banyak alat rapid test masuk. Sebagian mungkin ada unsur bisnisnya, sebagian mungkin ada niat baik. Tapi semuanya impor, dan kemudian kita tergantung dari suplai impor. Begitu pula PCR. Ventilator demikian juga, saat ada isu Indonesia kurang ventilator, kita terpaksa impor. Ujungnya impor," katanya dikutip dari Antara, Senin, 24 Agustus 2020.

Bambang pun mengakui kondisi tersebut menunjukkan bahwa industri alat kesehatan dan bahan baku obat di Indonesia yang tidak didesain untuk kemandirian di bidang kesehatan. Atau, dengan kata lain, tidak didesain untuk menjamin masyarakat Indonesia yang sehat.
 
"Tapi Alhamdulillah, karena ada kemampuan reverse engineering, ketergantungan impor yang tadinya hampir 100 persen bisa kita kurangi. Rapid test juga sudah ada versi lanjutannya," imbuhnya.
 
Mantan Menteri Keuangan itu menuturkan pandemi covid-19 hanya bisa diatasi dengan penemuan vaksin dan obat. Namun, proses mencari vaksin dan obat tidak mudah dan memakan waktu yang panjang. Oleh karena itu, saat ini fokusnya berubah menjadi agar manusia bisa hidup berdampingan dengan pandemi sambil menunggu vaksin dan obatnya ditemukan.
 
Bambang menambahkan untuk bisa hidup berdampingan dengan pandemi, konsep mengenai reverse engineering yang disampaikan BJ Habibie ternyata jadi pelajaran penting untuk diimplementasikan.
 
"Reverse engineering ternyata sangat diperlukan dan memberi hasil saat ada keterbatasan waktu dan ketika ada urgensi sehingga lahirlah rapid test, baik yang generasi pertama atau PCR test kit dan ventilator. Kalau itu tidak dikuasai, kita bisa bayangkan Indonesia tergantung 100 persen terhadap impor," kata Bambang.  
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan