Jakarta: Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengklaim pihaknya berhasil menekan utang perusahaan pelat merah. Sebelumnya utang perusahaan BUMN berhasil diturunkan menjadi 35 persen dari sebelumnya sebanyak 39 persen.
"Masalah utang tadi, kita terus makan kalau kita lihat sekarang antara modal dan utang itu bisa turun ke 35 persen dari 39 persen sebelumnya," ungkapnya dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR-RI, Selasa, 7 Juni 2022.
Dalam rapat tersebut Erick juga menjanjikan kedepannya utang-utang BUMN akan berkurang lebih banyak lagi. Hal itu diyakininya lantaran melihat transformasi yang dilakukan BUMN. Saat ini kinerja serta valuasi perusahaan-perusahaan pelat merah meningkat.
"Sekarang perusahaan-perusahaan BUMN, valuasi dari empat perusahaan saja seperti Telkom, Mandiri, BNI, BRI sekarang sudah mencapai kumulatif valuasi hampir Rp1.600 triliun secara aset dan kita bisa lihat mereka sendiri dividennya terus menaik," ucapnya.
Menyinggung soal dividen, Erick juga menargetkan akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Tahun depan ditargetkan mencapai Rp45 triliun dan di 2024 lebih dari dari Rp50 triliun.
"Kita justru ingin kurang lebih tinggi dividen kalau yang dulu itu bisa Rp50 triliun, di 2024 kalau bisa di atas Rp50 triliun," ujarnya.
"Masalah utang tadi, kita terus makan kalau kita lihat sekarang antara modal dan utang itu bisa turun ke 35 persen dari 39 persen sebelumnya," ungkapnya dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR-RI, Selasa, 7 Juni 2022.
Dalam rapat tersebut Erick juga menjanjikan kedepannya utang-utang BUMN akan berkurang lebih banyak lagi. Hal itu diyakininya lantaran melihat transformasi yang dilakukan BUMN. Saat ini kinerja serta valuasi perusahaan-perusahaan pelat merah meningkat.
"Sekarang perusahaan-perusahaan BUMN, valuasi dari empat perusahaan saja seperti Telkom, Mandiri, BNI, BRI sekarang sudah mencapai kumulatif valuasi hampir Rp1.600 triliun secara aset dan kita bisa lihat mereka sendiri dividennya terus menaik," ucapnya.
Menyinggung soal dividen, Erick juga menargetkan akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Tahun depan ditargetkan mencapai Rp45 triliun dan di 2024 lebih dari dari Rp50 triliun.
"Kita justru ingin kurang lebih tinggi dividen kalau yang dulu itu bisa Rp50 triliun, di 2024 kalau bisa di atas Rp50 triliun," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News