Bulog mengalokasikan bantuan beras yang diberikan total untuk 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Dari jumlah tersebut Pos Indonesia menerima alokasi 13 juta KPM.
Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero), Faizal R Djoemadi, menjelaskan penyaluran bantuan pangan beras sebenarnya sudah dimulai sejak bulan lalu di wilayah Indonesia Timur.
"Sebenarnya penyaluran pertama Maret kemarin, di Papua dengan lokasi Jayapura, Marauke dan Fakfak. Begitu ada perintah dari Pak Presiden, H+1, langsung kita kirim karena berasnya sudah tersedia. Sebetulnya sudah jalan, hanya hari ini secara nasional ditetapkan bersamaan. Pendistribusian yang paling sulit di daerah 3T dan Papua, terutama Papua di wilayah pegunungan. Memang kami prioritaskan karena kalau Papua sudah duluan, daerah lain (mestinya) gampang. Tapi kalau Jawa duluan, belum tentu Papua bisa cepat. Makanya yang sulit dulu kami selesaikan," kata Faizal ditemui di sela acara launcing Penyaluran Bantuan Pangan Beras Cadangan Pemerintah Tahun 2023, di Gedung Perum Bulog, Jakarta, Kamis, 6 April 2023.
Pos Indonesia mengaku siap menjalankan amanah dalam pendistribusian bantuan pangan beras. Terlebih, Pos Indonesia sudah memiliki pengalaman menyalurkan beberapa jenis bantuan sosial pada tahun-tahun sebelumnya.
"Sejak awal diundang Bapanas (Badan Pangan Nasional), kami langsung menyiapkan kapabilitas Pos Indonesia. Tahun 2021, kita dapat penugasan untuk 14 juta KPM. Tahun ini, untuk 12 juta KPM. Dengan pengalaman sebelumnya, kami tahu apa yang mesti disiapkan. Semua persiapan sudah matang. Tinggal menunggu data dan perintah. Begitu data dari Kemensos siap, dan Bulog bilang beras sudah siap, maka langsung kami distribusikan," ujar Faizal.

(Foto:Dok.Renjana Pictures/Febri)
Pos Indonesia menerapkan pola penyaluran bantuan seperti penyaluran bantuan sosial sebelumnya.
"Kami datang ke komunitas. Kemudian untuk lansia, disabilitas, atau yang sedang sakit langsung diantarkan by name, by address. Kalau bisa sebelum mudik, sudah beres semuanya karena ada risiko yang menerima sedang pergi. Dengan launcing hari ini, dengan bantuan pers mengumumkan ke seluruh Indonesia, maka para KPM ini diharapkan sudah siap di rumah, tidak pergi sampai hari raya," kata Faizal.
Dalam menyalurkan bantuan, Pos Indonesia berkomitmen menjalankannya dengan baik. Bantuan dipastikan tiba tepat waktu, tepat kualitas, dan tertib administrasi.
"Ini kan amanah dari pemerintah. Kita akan berusaha menjaga amanah sebaik-baiknya. Menyalurkan tepat waktu, tepat kualitas, tertib administrasi. Kita jaga tiga hal itu sebagai courier dan logistic service. tepat kualitas, kalau kecelakaan kita ada asuransi, beras akan diganti. Kalau beras rusak misalnya kena hujan akan diganti, sehingga tepat kualitas saat diterima," ujar Faizal.
Keunggulan lain yang dimiliki Pos Indonesia dalam penyaluran bantuan ialah kesiapan sistem yang terintegrasi dan dapat dicek melalui dashboard secara realtime.

(Foto:Dok.Renjana Pictures/Febri)
"Penting tertib administrasi. Pada akhir penugasan akan diperiksa oleh BPK. Makanya itulah kenapa kita lakukan digitalisasi, kita siapkan dashboard realtime yang bisa secara transparan dilihat oleh semua pihak terkait, Bulog, Bapanas, dan Pos sendiri," kata Faizal.
Bulog telah menyediakan beras untuk alokasi tiga bulan (Maret hingga Mei). Penyaluran dilaksanakan sejak Maret 2023. Pengalokasian tersebut telah disiapkan untuk penyaluran beras kepada 21,3 juta KPM. Sesuai data yang diterima dari Kementerian Sosial, pagu yang ditetapkan masyarakat penerima bantuan pangan adalah 10 kilogram (kg) beras per bulan. Sehingga pendistribusian beras per bulannya butuhkan 213.530 ton atau untuk tiga bulan (Maret-Mei) diperlukan sebanyak 640.590 ton.
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, mengapresiasi keterlibatan Pos Indonesia dalam penyaluran bantuan pangan beras.
"Dalam pendistribusiannya kami melakukan kerja sama dengan PT Pos Indonesia. Kami harapkan kecepatan dan ketepatan. Jadi nanti tidak ada lagi beras lambat diterima oleh penerima, apalagi salah sasaran. Seperti kita ketahui PT Pos itu surat saja dapat sampai ke tujuan dalam waktu tidak lama, apalagi beras yang kelihatan. Pasti sampai. Ini sudah kita uji berkali-kali," kata Budi Waseso.

(Foto:Dok.Renjana Pictures/Febri)
Program bantuan pangan beras ini diselenggarakan dengan tujuan mengurangi beban pengeluaran masyarakat sasaran bantuan pangan.
"Program ini juga dilaksanakan dalam rangka menangani kerawanan pangan, kemiskinan, stunting, dan gizi buruk, serta mengendalikan dampak inflasi untuk menjaga stabilitas harga pangan di tingkat produsen atau konsumen. Diharapkan program ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia untuk mendukung ketahanan pangan nasional," ucapnya.
Perum Bulog menjamin Pendistribusian program bantuan beras secara tepat waktu dan tepat sasaran.
"Kami selalu melakukan pengecekan kualitas dan kuantitasnya sebelum diserahterimakan menggunakan pengemasan 10 kg. Juga dilakukan koordinasi dengan pemerintah daerah setempat. Jadi jangan sampai nanti tiba-tiba diterima oleh penerima tidak sama. Rata-rata beras yang kami salurkan adalah beras premium, berkualitas. Jadi jangan lagi nanti ada yang bilang beras yang disalurkan ada kutunya, beras busuk, tidak ada. Semuanya beras baru, tidak ada beras lama. Jadi jangan khawatir. Kalau ada penyaluran beras yang lama, sudah pasti bukan dari Bulog," tegasnya.
Setelah pengecekan, lanjut Buwas, barulah dilakukan koordinasi dengan pemerintah setempat dan transporter yang ditunjuk yaitu PT Pos Indonesia, PT JPLB, dan PT DNR untuk mendistribusikan bansos pangan ini sesuai dengan penunjukan wilayah kerja masing-masing
Sementara itu Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi menyebutkan saat ini Bulog telah bertransformasi melakukan sejumlah terobosan.
“Peluncuran hari ini menjadi penanda pendistribusian bantuan pangan beras mulai dilaksanakan secara serentak di seluruh provinsi. Sebelumnya, pendistribusian bantuan pangan ini sudah dilakukan secara bertahap pada akhir Maret 2023 lalu di provinsi Sumatera Selatan-Bangka Belitung, Kalimantan Timur-Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan-Sulawesi Barat, DI Yogyakarta, dan Papua-Papua Barat,” ujar Arief.

(Foto:Dok.Renjana Pictures/Febri)
Keberadaan Bulog, tambah Arief, jadi hal yang krusial dan strategis, dan telah bertransformasi.
“Kalau dilihat produknya salah satunya 21,3 juta x10 kg x 3 bulan, sekitar 640 ribu ton. Hari ini kita juga lihat Bulog punya produk SPHT yang sekarang disebar di seluruh Indonesia. Program ini terobosan dari teman-teman Bulog. Pak Budi Waseso dan tim masuk ke outlet kecil-kecil, white market, ritel modern, online. Tidak banyak perusahaan yang bisa seperti ini, tapi Bulog bisa mengerjakannya dalam waktu bersamaan," kata Arief.
Terkait kerja sama penyaluran bantuan pangan beras antara Bulog dengan Pos Indonesia, Arief optimistis akan berjalan lancar sesuai harapan. Sebab, Pos Indonesia memiliki armada lengkap dan mampu menjangkau hingga pelosok daerah.
"PT Pos Indonesia punya banyak armada, sehingga mau titik terjauh di Indonesia pun pasti terjangkau. PT Pos punya digitalisasi sehingga kegiatan ini bisa di-trace dan dipertanggungjawabkan, sehingga apa yang menjadi tujuan kita bersama bisa tercapai," tutur Arief.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News