Keinginan-keinginan tersier seperti membeli tiket konser yang sangat mahal, gadget versi terbaru, ‘healing’ liburan ke luar kota, dan keinginan gaya hidup lainnya seakan semakin mudah didapat.
Alih-alih sebagai self reward, kebiasaan konsumtif itu membuat keuangan menjadi jebol.
Adanya penambahan fitur paylater di berbagai platform belanja online yang semakin marak, juga semakin membuka peluang orang menjadi boros. Mereka akan membeli barang yang sebenarnya tidak benar-benar dibutuhkan atau hanya untuk memenuhi keinginan sementara.
Direktur PT Insight Investments Management (INSIGHT) Ria M. Warganda mengatakan, perlunya berhati-hati dengan adanya jebakan utang konsumtif ini.
“Utang konsumtif merujuk pada utang yang uangnya digunakan untuk membeli barang atau jasa yang tidak produktif atau memiliki keuntungan ke depannya. Berbeda halnya dengan utang produktif, utang konsumtif ini tidak memiliki nilai investasi, karena digunakan untuk membiayai pembelian barang atau jasa yang tidak memberikan pengembalian di masa depan atau nilainya bisa menurun, bahkan bisa jadi habis tanpa sisa," jelasnya dalam keterangan tertulis, Selasa, 16 Mei 2023.
Baca juga: kebiasaan konsumtif itu membuat keuangan menjadi jebol. |
Ia pun memberikan beberapa tips agar tidak terjebak dengan utang konsumtif apalagi hingga kecanduan:
1. Buat anggaran keuangan yang jelas dan terencana
Membuat anggaran keuangan adalah first step yang penting untuk mengatur keuangan, termasuk untuk menghindari utang konsumtif.Dengan membuat anggaran yang jelas dan terencana, kita bisa memantau pemasukan dan pengeluaran, serta mengalokasikan dana sesuai dengan kebutuhan dan prioritas.
2. Gunakan kartu kredit dan fitur paylater dengan bijak
Tips kedua adalah menggunakan kartu kredit dan fitur paylater dengan lebih bijak. Menurutnya, di satu sisi kartu kredit maupun fitur paylater tentu memudahkan kita untuk melakukan transaksi, tapi juga berpotensi membawa kita dalam jebakan utang konsumtif.3. Jangan tergoda dengan promosi dan diskon
Dengan semakin banyaknya platform belanja online, aktivitas promosi dan diskon tentunya semakin beragam dan dibungkus lebih menarik.Ini bisa menjadi jebakan tersendiri bagi kita selaku konsumen untuk membeli barang yang sebenarnya tidak begitu dibutuhkan.
Ingat lho! Promosi atau diskon tidak selalu menguntungkan. Baiknya, jangan mudah tergoda dengan diskon yang besar tanpa mempertimbangkan kualitas dan kebutuhan barang tersebut.
4. Berinvestasi
Saat ini banyak orang yang lebih memilih membeli sesuatu hanya sebatas karena takut ketinggalan tren atau yang sering disebut Fear of Missing Out (FOMO).Misalnya membeli gadget versi terbaru ataupun rela membeli tiket konser yang harganya tidak murah hanya karena mengikuti arus tren, terutama di media.
“Sebenarnya tidak ada yang salah dengan self reward. Anak muda sekarang tentu lebih aware dengan hal semacam ini. Tapi pastikan jangan berlebihan sampai-sampai bisa membebani keuangan. Apalagi sampai rela memilih jalan pinjaman online dengan bunga selangit untuk memenuhinya," katanya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News