Dengan mengoptimalkan pemanfaatan SRG, sejumlah daerah di Jateng disebut berhasil naik kelas. Di Brebes misalnya, untuk bawang merah semakin aktif dalam hal pembiayaan. Sementara di Kudus yang sebelumnya tidak digunakan dan tidak ada pengelola, sekarang sudah ada pengelolanya.
"Demikian juga di Purworejo. Karena itu kita ingin daerah lain harus terus didorong juga," ungkap Jerry dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 10 Juni 2021.
Jerry membeberkan bahwa potensi komoditas di Jatim melimpah, seperti beras, jagung, garam, kopi dan tembakau. Komoditas lainnya juga tinggi, yakni kedelai, ikan, dan gula.
Sampai saat ini, di Jatim sudah ada 23 gudang SRG yang didirikan Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan sudah dihibahkan ke pemerintah daerah (pemda), beberapa gudang SRG lainnya milik swasta. Gudang-gudang milik pemerintah ini yang Jerry inginkan untuk ditingkatkan pemanfaatannya.
"Ini tantangan yang menarik karena dari 23 gudang, baru kurang dari seperempatnya yang berfungsi. Kita berharap tahun ini yang sudah difungsikan bisa mencapai dua kali lipat dari sekarang," tegas dia.
Mengingat status gudang sudah dihibahkan ke pemerintah kabupaten/pemerintah kota, maka pemerintah daerahnya perlu didorong, diberikan sosialisasi, dan difasilitasi agar gudang bisa berfungsi optimal. Di sisi lain, pemerintah kabupaten/pemerintah kota mengaku ada beberapa hal yang jadi penghambat.
"Oleh karena itu, tugas Kemendag dalam hal ini Bappebti (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi) adalah mendengarkan dan memetakan masalah daerah, dan bersama pemda mencari solusi bersama sesuai dengan tupoksi masing-masing," tuturnya.
Belajar dari upaya di Jateng, Jerry menyebut bahwa beberapa hal yang menghambat SRG antara lain terkait dengan pembiayaan, komitmen, profesionalisme pengelola, akses pasar, dan pengetahuan petani. "Karena itu Bappebti akan memberikan dukungan dan memfasilitasi sektor-sektor tersebut," tutup Jerry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News