Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. Foto : BKPM.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. Foto : BKPM.

Bahlil: Hyundai Produksi Mobil Listrik Mulai Mei 2022

Eko Nordiansyah • 17 September 2021 15:57
Jakarta: Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebut produsen kendaraan asal Korea Selatan Hyundai akan mulai memproduksi mobil listrik pada Mei 2022. Apalagi konsorsium Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution ini sudah melakukan groundbreaking pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik.
 
Bahlil mengungkapkan rencana produksi mobil listrik sudah dicanangkan sejak 2019 lalu. Setelah itu, pemerintah menandatangani kerja sama dengan Hyundai untuk membangun pabrik mobil yang sudah dilakukan sejak 2020 dan sudah 100 persen produksi untuk mobil konvensionalnya.
 
"Kemudian mobil listrik pada 2022 pada Mei. Ini bukan baru akan, jadi jangan persepsi. Pada 2022, Mei itu sudah produksi mobil listrik buatan Hyundai," kata dia dalam video conference, Jumat, 17 September 2021.

Konsorsium Hyundai terdiri atas Hyundai Motor Company, KIA Corporation, Hyundai Mobis, dan LG Energy Solution yang bekerja sama dengan PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) selaku holding dari empat BUMN, yaitu PLN, Pertamina, MIND ID, dan Antam.
 
Sementara untuk fasilitas sel baterai yang baru groundbreaking ini rencananya akan memiliki kapasitas produksi sebesar 10 Giga watt Hour (GwH), yang nantinya akan menyuplai kendaraan listrik produksi Hyundai. Secara keseluruhan investasi proyek baterai kendaraan listrik terintegrasi senilai USD9,8 miliar.
 
Ia menambahkan, pemerintah akan membangun produksi mobil listrik ini mulai dari hulu sampai ke hilirnya. Setelah membangun pabrik mobil dan memproduksi baterai listriknya, pemerintah juga mendorong pembangunan prekursor ketot dan smelter untuk hilirisasi produk nikel yang melimpah di dalam negeri.
 
"Ini kita lakukan karena kita sadari negara-negara tetangga kita itu tidak ingin untuk Indonesia menjadi salah satu negara produsen baterai di dunia. Mereka ingin bahan baku dari kita, mereka mau bangun di negara mereka supaya made ini negara A, made in negara B," pungkas dia.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan