"Ekspor produk kimia diperkirakan mencapai USD13 miliar-USD13,7 miliar atau meningkat sebesar 27,3-33,4 persen dibandingkan 2020," kata Direktur Jenderal PEN Didi Sumedi lewat keterangan resminya, Kamis, 8 Juli 2021.
Didi menegaskan secara keseluruhan, selama periode 2015-2020, ekspor produk-produk kimia mengalami tren positif, baik dari sisi nilai dan volume. Tren nilai naik 3,2 persen sedangkan tren volume naik 8,2 persen. Sementara, pada periode Januari-April 2021, nilai ekspornya tumbuh signifikan sebesar 38,1 persen.
Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Marolop Nainggolan menambahkan permintaan impor dunia naik 4,5 persen selama 2016-2020, sementara tren ekspor Indonesia hanya tumbuh 3,2 persen.
"Walaupun tren ekspor produk kimia Indonesia positif, share mengalami penurunan. Artinya, pangsa pasar Indonesia diambil alih oleh negara pesaing. Karena itu, kegiatan temu bisnis ini diharapkan dapat menjadi salah satu upaya menjangkau akses pasar yang lebih luas agar terwujud peningkatan kinerja ekspor produk kimia nasional," jelas Marolop.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI) Achmad Tossin Sutawikara menjelaskan pupuk merupakan produk yang diawasi ekspornya.
Prioritas utama adalah pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Kendati demikian, ekspor tetap dapat dilakukan setelah mendapat rekomendasi dari Kementerian Pertanian dan setelah menghitung angka kecukupan dalam negeri.
"Temu bisnis ini sebagai peluang untuk memperluas akses pasar ekspor produk pupuk Indonesia ke pasar global. Kami menyambut baik acara ini sekaligus menunjukkan kesiapan asosiasi untuk membuka dialog dengan calon buyer dan Perwadag di luar negeri," ungkap Achmad.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News