Kepala Dinas Pertanian Baubau, Muhamad Rais, mengungkapkan pengembangan kedelai itu merupakan program Kementerian Pertanian yang diturunkan melalui masing-masing pemerintah provinsi dalam rangka mengatasi kekurangan stok kedelai nasional.
"Kedelai saat ini menjadi salah satu komoditas yang kerap diimpor, sehingga ada program pusat diturunkan melalui masing-masing pemerintah provinsi untuk pengembangan kedelai ini," kata Muhammad Rais, dikutip dari Antara, Selasa, 6 Juli 2021.
Rais mengatakan lahan yang diusulkan kepada Pemrov Sultra untuk pengembangan kedelai di Baubau awalnya seluas 100 hektare dengan penanaman direncanakan pada Mei lalu.
Namun kata dia, penanaman kedelai tahap awal itu batal karena terjadi kelangkaan benih kedelai di Indonesia sehingga Pemrov Sultra tidak dapat memenuhi permintaan benih yang diusulkan Kota Baubau.
Sambil menunggu ketersediaan benih itu lanjut Rais, pihaknya kemudian mengintensifkan sosialisasi kepada petani dengan target menambah luas lahan pengembangan kedelai dan didapatkan lahan seluas 400 hektare di Kecamatan Bungi.
"Tambahan luas lahan itu karena dampak dari bantuan alat panen combine yang membuat pelaksanaan panen padi serentak lebih cepat, sehingga waktu pengolahan tanah juga lebih cepat. Dengan begitu ada sela waktu bagi petani kita menanam kedelai atau istilah pertaniannya tercipta IP-300 artinya penanaman bisa tiga kali dalam setahun yaitu penanaman pertama dan kedua padi, dan penanaman ketiga bisa kedelai," katanya.
Ia mengatakan penanaman kedelai tahun ini ditarget antara Oktober-November 2021. Pemrov Sultra juga diakuinya sudah menyanggupi penyediaan benih di waktu tanam tersebut. Total benih kedelai yang dibutuhkan untuk lahan 400 hektare berkisar 20 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News