Jika tidak bertransformasi, bisnis angkutan penumpang dan barang tentu akan digulung habis oleh ombak pandemi. Lantas apakah digitalisasi berhasil menciptakan sistem yang efektif dan efisien bagi perusahaan sekaligus menekan penyebaran covid-19 di Tanah Air?
Berkaca dari adopsi teknologi dan digital yang diterapkan oleh PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT Pelni (Persero), BUMN tersebut masih mampu mengangkut sebanyak 1.234.954 penumpang pada semester I-2021.
Secara akumulatif, jumlah pelanggan kapal pada armada kapal penumpang dan kapal perintis di semester I-2021 tercatat naik 3,2 persen jika dibandingkan periode yang sama pada 2020 sejumlah 1.195.938 pelanggan.
Jika dirinci, jumlah pelanggan pada kapal penumpang sepanjang semester I-2021 sebanyak 968.498 pelanggan atau turun 2,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, jumlah penumpang kapal perintis pada periode semester I-2021 naik 33 persen dari 200.189 pelanggan menjadi 266.456 pelanggan. Adapun Pelni mengoperasikan sebanyak 26 kapal penumpang dan menyinggahi 83 pelabuhan serta melayani 1.100 ruas.

Ilustrasi penumpang kapal Pelni sebelum pandemi covid-19 melanda - - Foto: MI/Grandyos Zafna
Direktur Usaha Angkutan Penumpang PT Pelni (Persero) O.M. Sodikin menjelaskan penurunan penumpang terjadi imbas kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat seperti peniadaan angkutan mudik 2021, penutupan sejumlah pelabuhan hingga pengetatan persyaratan perjalanan dengan transportasi laut.
Karena itu, Pelni memaksimalkan operasional bisnis di layanan kargo dengan menyandarkan sejumlah kapal di pelabuhan (portstay) jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk program tol laut. Pelni pun mengoperasikan sedikitnya 4 kapal barang, 8 kapal tol laut serta 1 kapal khusus ternak.
Selain angkutan penumpang, Pelni melayani 45 trayek kapal perintis yang menjadi sarana aksesibilitas bagi mobilitas penduduk di wilayah 3T dengan menyinggahi 275 pelabuhan atau 3.739 ruas.
"Sesuai ketentuan selama masa pandemi, Kapal Pelni hanya mengangkut penumpang 50 persen dari kapasitas terpasang. Hal tersebut dilakukan agar pelaksanaan prokes tetap terjaga selama pelayaran berlangsung," kata Sodikin dalam keterangan tertulis, yang dikutip Sabtu, 28 Agustus 2021.
Untuk mengakomodir berbagai syarat perjalanan di masa pandemi, Pelni menghadirkan sejumlah inovasi di antaranya pemesanan tiket kapal penumpang yang dapat diakses melalui aplikasi berbasis android, yakni PELNI Mobile Apps dan website Pelni. Kemudian pemesanan produk Pelni Logistics juga telah berbasis digital melalui aplikasi Cargo Reservation Pelni Logistics dan website.
Dari sisi pembayaran, Pelni menerapkan sistem cashless atau non tunai dengan menggandeng beberapa bank melalui sistem direct channel (Bank BRI, BNI, Mandiri, Permata Bank), serta melalui indirect channel (Link Aja, Finpay, Finpay Code, Indomaret, dan Alfamart).
Selain itu, menghadirkan layanan mesin cetak boarding pass mandiri (vending machine) di 10 pelabuhan keberangkatan kapal meliputi Tanjung Priok, Semarang, Surabaya, Makassar, Medan, Ambon, Bitung, Benoa/Denpasar, BauBau, dan Balikpapan.
Perusahaan juga berencana untuk menambah vending machine di 10 pelabuhan lainnya (Pulau Batam, Tanjung Pinang, Tanjung Balai Karimun, Pare-Pare, Kumai, Sampit, Batulicin, Tarakan, Nunukan, serta Pontianak).
Vice President SDM PT Pelni (Persero) Slamet Wahyono menambahkan pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) di tubuh perseroan juga mulai memanfaatkan berbagai aplikasi seperti mobile Pelni One untuk mengakses absen, Pelni Doc, serta Employee Self Service dan Video Conference.
Bahkan berbagai program peningkatan SDM juga dilakukan melalui sistem digital seperti pelaksanaan konseling dan layanan helpdesk SDM, pengaturan gaji dan bonus pegawai, dashboard monitoring kinerja pegawai, pengaturan kinerja penilaian kinerja, webinar/e-learning, knowledge management, hingga pengelolaan traveling pegawai (SPJ, tiket, dan lain-lain).
“Kami terus menerus mengembangkan SDM kami agar dapat mengimbangi visi dan misi PELNI secara digital. Terkait implementasinya, proses bisnis harus terus dilakukan dengan pengelolaan SDM secara digital, seperti sosialisasi implementasi aplikasi Pelni One dan beberapa sosialisasi lain terkait SDM,” jelas Slamet.
Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menilai operasional angkutan menjadi lebih efisien dan profitable dengan adanya upaya transformasi. Hal ini dikarenakan digitalisasi tidak hanya meningkatkan pelayanan terhadap penumpang sebagai pengguna jasa melainkan meningkatkan kinerja perseroan, mengawasi kinerja pegawai hingga menghapuskan potensi calo tiket.
Sementara itu, pengamat transportasi Djoko Setijowarno menyebut sektor logistik dan angkutan barang akan paling cepat pulih dibandingkan angkutan penumpang. Namun begitu, operator transportasi harus inovatif agar pertumbuhan bisnis tetap terjaga. Salah satunya dengan mengadopsi teknologi digital pada layanan konsumen maupun human capital perusahaan.
Layanan vaksinasi dan isolasi apung
Selain melakukan inovasi digital, Pelni sebagai perusahaan pelat merah turut berkontribusi dalam penanggulangan pandemi dengan melayani vaksinasi hingga menyediakan isolasi apung bagi pasien covid-19.
Layanan vaksinasi gratis bagi penumpang kapal tersebut tersedia di empat pelabuhan yakni Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, dan Pelabuhan Benoa Bali.
Adapun fasilitas vaksinasi disiapkan sejalan dengan persyaratan perjalanan di masa PPKM Darurat Jawa-Bali yang mengharuskan calon penumpang untuk memiliki sertifikasi vaksinasi minimal dosis pertama.
Hal ini mengacu pada SE Kementerian Perhubungan Nomor 44 Tahun 2021 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang Dalam Negeri dengan Transportasi Laut Pada Masa Pandemi Covid-19.
Di sisi lain, calon penumpang juga wajib menyertakan hasil negatif tes PCR dengan masa berlaku 2x24 jam sebelum keberangkatan atau hasil negatif rapid test antigen dengan pengambilan sampel yang diambil dalam kurun waktu maksimal 1x24 jam serta mengisi e-HAC Indonesia.
Di sisi lain, kapal Pelni yang tengah berhenti beroperasi sementara waktu dialih fungsikan sebagai tempat isolasi mandiri tambahan bagi para pasien covid-19 yang bergejala ringan. Kebijakan ini baru diberlakukan di Makassar, Sulawesi Selatan seiring lonjakan kasus virus korona di wilayah tersebut.
.jpg)
Kapal motor Umsini bersandar di dermaga pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar - - Foto: AFP/Andri Saputra
Dirut Pelni (Persero) Insan Purwarisya L Tobing Insan menjelaskan pihaknya menyiapkan Kapal Motor Umsini dengan kapasitas sebanyak 1.995 tempat tidur. Namun kebijakan protokol kesehatan mengharuskan tingkat keterisian hanya 50 persen, sehingga daya tampung isolasi mandiri hanya untuk 804 pasien dan 60 tenaga kesehatan.
Ia bilang kru kapal yang bertugas di atas kapal juga akan diganti (rolling) setiap dua minggu sekali. Selama digunakan sebagai lokasi isolasi apung, Kapal Umsini akan berlabuh di sekitar Pulau Lae Lae.
"Ini dilakukan menindaklanjuti permintaan Wali Kota Makassar untuk menggunakan kapal Pelni sebagai tempat isolasi apung skala kota melihat lonjakan kasus covid-19 di Kota Makassar," kata Insan dalam keterangan resmi.
Sementara itu, KM Sangiang juga dijadikan sebagai tempat isolasi mandiri untuk pasien covid-19 di Kota Sorong, Papua Barat. Kapal tersebut sudah dilengkapi dengan kapasitas 500 tempat tidur dan kamar mandi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News