Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. FOTO: Setkab/Jay/Humas
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. FOTO: Setkab/Jay/Humas

Mentan Genjot Produksi Kedelai di Sulawesi Barat

Antara • 05 November 2020 12:03
Jakarta: Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong peningkatan produksi kedelai, salah satunya di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat. Upaya itu dilakukan guna mendukung kebutuhan komoditas tersebut, selain melalui impor.
 
Dalam kunjungannya melakukan panen kedelai di Polman, Mentan mengatakan, penyediaan kedelai sangat penting sebagai bahan pangan bergizi bagi masyarakat, dan terkait hal tersebut membutuhkan dukungan dari berbagai stakeholder di tengah kondisi pandemi seperti sekarang ini.
 
"Untuk 273 juta penduduk Indonesia, kita harus produksi sebanyak banyaknya, dan kebutuhan kedelai itu 2-3 juta ton. Sekarang kita banyak dipenuhi oleh impor, sementara di luar negeri juga takut kehilangan sumber dayanya. Jadi kita tanam kedelai sekarang biar tahun depan ada kecukupan kedelai," kata Mentan, dikutip dari Antara, Kamis, 5 November 2020.

Kedelai dalam negeri setidaknya dibutuhkan 90 persen untuk tempe tahu, lima persen untuk kecap, yoghurt, dan produk makanan lain. Kendala saat ini, benih kedelai bersertifikat terbatas dan sebagian besar terkonsentrasi di Jawa dengan masa kadaluarsa benih yang pendek sekitar empat bulan.
 
Hal ini butuh dukungan dari daerah yang memiliki potensi untuk dilakukan pengembangan produksi kedelai. Guna memenuhi kebutuhan, Kementan melakukan pemberian bantuan sarana produksi, alat pra panen dan pasca panen, serta mendorong para petani menggunakan fasilitas kredit usaha rakyat dan pengembangan pertanian berbasis korporasi dan klaster.
 
Bentuk komitmen Kementan tahun ini, yakni melalui bantuan budidaya kedelai seluas 500 hektare di Polewali Mandar. Dalam kesempatan itu, Mentan Syahrul memerintahkan jajarannya agar mendampingi produksi pertanaman di Polman dengan menjaga kualitas bibit tanaman yang terbaik.
 
Berdasarkan data panen kedelai Provinsi Sulawesi Barat di 2019, terdapat luas tanam mencapai 16.158 ha dengan produksi 28.800 ton biji kering dan produktivitas sekitar 1,7 ton/ha. Selain itu, hilirisasi menjadi hal penting dalam mengembangkan kedelai untuk memberikan solusi harga.
 
Oleh karenanya, Mentan Syahrul menyatakan perlu dibangun kemitraan petani dengan industri supaya memberi kepastian pasar dan pemanfaatan KUR, sehingga petani tidak hanya mengandalkan bantuan pemerintah. Terkait hal itu, PT Dwitunggal Nusa Mandiri, sebagai perusahaan mitra petani yang menjadi offtaker, menyerap pembelian kedelai di Sulbar.
 
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Polewali Mandar Hassani menyebutkan, pertanaman kedelai yang dipanen kali ini adalah hasil dari pertanaman yang dimulai pada akhir Juli sampai dengan pertengahan Agustus 2020 lalu, dari varietas kedelai Argomulyo dan Anjasmoro.
 
Pemanfaatan lahan setelah musim padi gadu yang dimaksimalkan dengan membuat pola menanam kedelai, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani Polman.
 
"Upaya yang kita lakukan adalah dengan melakukan sosialisasi dan mengikat kerja sama dengan perusahaan sebagai offtaker, yang dapat menjamin pembelian hasil kedelai dgn harga Rp7.000 per kg untuk calon benih dan Rp6.500 per kg untuk konsumsi," pungkas Hassani.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan