Webinar yang diselenggarakan LKPP, dengan tema Bersatu Bangkit Bela Pengadaan. (Foto: Dok. LKPP)
Webinar yang diselenggarakan LKPP, dengan tema Bersatu Bangkit Bela Pengadaan. (Foto: Dok. LKPP)

Pulihkan Ekonomi, LKPP Ajak Belanja ke UMK melalui Bela Pengadaan

Gervin Nathaniel Purba • 27 Oktober 2020 20:12
Jakarta: Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) mengajak seluruh para pelaku usaha mikro kecil (UMK) untuk bergabung di program Bela Pengadaan. Program tersebut dinilai dapat membantu para UMK meningkatkan penjualan, khususnya pada masa pandemi covid-19 melalui belanja pemerintah.
 
Bela Pengadaan merupakan terobosan dari LKPP yang menjadi wadah bagi para UMK dalam melakukan penjualan secara online melalui marketplace. Hal ini sejalan dengan program pemerintah yang ingin mendorong UMK lebih banyak mengandalkan transaksi digital (UMK Go Digital). Terlebih, pada situasi pandemi saat ini transaksi online lebih banyak dilakukan oleh konsumen.
 
Selain itu, belanja kementerian, lembaga, dan Pemda akan mengandalkan aplikasi itu ke depannya untuk memberdayakan PDN dan UMK. Dengan begitu, belanja pemerintah diharapkan dapat menggairahkan kembali para UMK pada situasi sulit ini dan diharapkan juga dapat berdampak pada pemulihan ekonomi nasional.

Terobosan ini juga dinilai dapat memperkecil peluang terjadinya korupsi. Seperti diketahui, belanja pengadaan barang pemerintah kerap menimbulkan praktik korupsi. Dengan sistem elektronik, semua bentuk transparan dan akuntabel.
 
Kepala LKPP Roni Dwi Susanto mengatakan partisipasi UMK masih sedikit. Sejak diperkenalkan pada Juni 2020, jumlah transaksi pada Bela Pengadaan hingga pekan kedua Oktober 2020 baru sekitar Rp7 juta.
 
"Bukan berita mengggembirakan. Namun kami yakin dengan dengan berbagai upaya kita gulirkan bersama bangun awareness di kementerian/lembaga dan diselenggarakan kelas online, pelatihan dengan bootcamp pada minggu ketiga Oktober 2020," ujar Roni, dalam webinar LKPP, Selasa, 27 Oktober 2020.
 
Dengan serangkaian kegiatan Bersatu Bangkit Bela Pengadaan menyambut Sumpah Pemuda ini, LKPP mencatat transaksi dengan Bela Pengadaan sudah tersebar di 18 wilayah provinsi ari Aceh hingga Papua, yang sebelumnya, transaksi hanya terjadi di lima provinsi saja.
 
Dalam upaya menjangkau lebih banyak UMK, LKPP menggandeng marketplace. Sejauh ini telah bergabung Bukalapak, Blibli, Shopee, Bhinneka, Gojek, dan Grab Indonesia. Ke depan, diharapkan lebih banyak lagi marketplace yang bisa bergabung.
 
"Marketplace memudahkan kami untuk bertransaksi. Marketplace established (mapan), punya pasar, praktek bisnis yang baik, serta banyak mengakuisisi UMK. Kami ingin menyatukan pasar pemerintah dan swasta," kata Roni, mengungkapkan alasan mengajak marketplace.
 
Di sisi lain, Roni juga meyakinkan para UMK bahwa aplikasi Bela Pengadaan bukan hanya berfokus pada sektor makanan minuman (mamin), dan alat tulis kantor (ATK) saja. Bisa juga untuk pengadaan alat konstruksi, jasa transportasi, dan lainnya.
 
Dengan semakin banyaknya partisipasi UMK, penyerapan terhadap produk dalam negeri bisa meningkat. Tentunya hal ini bisa mengurangi ketergantungan pada impor dan mendorong perilaku konsumen supaya bangga menggunakan produk lokal.
 
"Meskipun daya beli turun, saya kira dengan membeli buatan produk dalam negeri bisa menjaga perputaran ekonomi. Terlebih, saat ini 40 persen belanja pemerintah untuk belanja UKM," ujar Menteri Koperasi dan Usah Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki.
 
Dukungan Marketplace
 
Sejumlah marketplace merespons positif hadirnya aplikasi Bela Pengadaan. Kehadiran aplikasi Bela Pengadaan menjadi bukti kolaborasi antara pemerintah dan swasta, bersama-sama berjuang memulihkan perekonomian nasional dengan cara memberikan dorongan kepada UMK.
 
CEO Bukalapak Rachmad Kaimuddin menilai aplikasi Bela Pengadaan merupakan niat dan upaya besar dari pemerintah dalam upaya menggeliatkan UMK. Hal ini juga menjadi terobosan terciptanya transaksi yang cepat dan transparan.
 
Chief of Commercial and Omni Channel Bhinneka Vensia Tjhin memandang aplikasi Bela Pengadaan sebagai suatu gebrakan besar dari LKPP. Dia mengibaratkan bagaikan sebuah kebangkitan yang dilakukan secara gotong royong untuk memulihkan kondisi perekonomian nasional dengan memberikan dukungan kepada UKM.
 
Bela Pengadaan Efisien dan Mudah
 
Salah satu pengguna yang telah memanfaatkan aplikasi Bela Pengadaan, Hendara Rolas Juloe, dari Badan Siber Sandi Negara (BSSN) menilai belanja melalui platform tersebut sangat mudah. Panduan bantuan untuk membeli suatu produk juga mudah dipahami.
 
Sementara itu, Rizky Prapto Sarwono, dari Pemkot Kediri menilai penggunaan aplikasi tersebut lebih efisien. Dirinya tidak perlu keluar dari kantor lagi untuk belanja pengadaan, sehingga lebih hemat dari sisi biaya transportasi (BBM dan parkir).
 
"Sangat mudah sekali. Tanpa keluar kantor bisa langsung pilih kebutuhan apa, langsung bayar, dan transaksi akuntabel untuk pertanggungjawaban," kata Rizky.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan