Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita. Foto: dok Biro Humas Kemenperin.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita. Foto: dok Biro Humas Kemenperin.

Ekonomi Membaik, Industri Manufaktur Dibidik Tumbuh hingga 5,4% di 2023

Husen Miftahudin • 27 Desember 2022 18:59
Jakarta: Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita berharap kondisi global dan perekonomian nasional mulai membaik di tahun depan. Ia pun membidik sektor industri manufaktur akan tumbuh sebesar 5,01 persen pada 2022, dan di 2023 diperkirakan tumbuh antara 5,1 persen sampai 5,4 persen.
 
"Sejalan dengan hal tersebut, nilai ekspor industri manufaktur diperkirakan pada kisaran USD210,38 miliar pada 2022, dan sebesar USD225 miliar sampai USD245 miliar pada 2023," ujar Agus dalam konferensi pers, Selasa, 27 Desember 2022.
 
Sementara pada nilai investasi, lanjutnya, diperkirakan mencapai Rp439 triliun pada 2022, dan sekitar Rp450 triliun hingga Rp470 triliun pada tahun 2023. Sedangkan penyerapan tenaga kerja diperkirakan mencapai 19,2 juta hingga 20,2 juta orang di tahun depan.

Dalam upaya mencapai target-target tersebut, Kemenperin telah mengidentifikasi beberapa kendala atau tantangan yang akan dihadapi pada 2023. Pertama, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan melambat akibat tingkat inflasi global yang tinggi yang disebabkan oleh kenaikan suku bunga yang agresif dan gangguan rantai pasok akibat ketidakseimbangan perdagangan.
 
"Kedua, depresiasi nilai tukar rupiah akibat kebijakan moneter di negara maju menaikkan tingkat suku bunga. Ketiga, perang Ukraina dan Rusia yang berkepanjangan dapat mengakibatkan kenaikan harga komoditas, krisis pangan, dan krisis energi,” paparnya.
 
Keempat, kemungkinan terjadi ketidakstabilan permintaan ekspor akibat permintaan global menurun, yang akan juga berdampak pada pengurangan produksi dan dapat berpotensi adanya PHK. "Kemudian, masih adanya ketergantungan impor bahan baku serta bahan baku penolong," ujarnya.
 
Baca juga: Menperin: Insentif Kendaraan Listrik Dorong Hilirisasi Manufaktur

 
Untuk mengantisipasinya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan menggulirkan beberapa program strategis, antara lain melaksanakan program restrukturisasi mesin dan peralatan industri tekstil sebagai upaya mengakselerasi peningkatan kinerja industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di pascapandemi covid-19.
 
"Upaya ini menjadi bagian juga dari implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0 melalui pemberian insentif investasi mesin dan/atau peralatan yang lebih modern, lebih efisien dan hemat energi serta lebih ramah lingkungan," jelasnya.
 
Program lainnya, yaitu upaya meningkatkan rasio penggunaan susu segar dari peternak dalam negeri. Tujuannya guna memenuhi kebutuhan bahan baku industri pengolahan susu serta mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor.
 
"Upaya ini diwujudkan melalui pengembangan dan penguatan program kemitraan yang saling menguntungkan antara industri pengolahan susu dengan koperasi atau peternak sapi perah lokal," tutur Agus.
 
Berikutnya, pada 2023, Kemenperin menginisiasi pembangunan fasilitas produksi fitofarmaka yang dilaksanakan di Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kimia Farmasi dan Kemasan Jakarta, terdiri dari gedung fasilitas produksi fitofarmaka, peralatan proses produksi fitofarmaka, serta peralatan pendukung dan utilitas fasilitas.
 
"Fasilitasi produksi fitofarmaka ini sejalan untuk mewujudkan kemandirian obat tradisional terstandar dan mendukung program substitusi impor," pungkas Agus.
 
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan