Dua BUMN yaitu PTPN III dengan Pertamina pun telah melakukan penandatanganan Head of Agreement tentang Rencana Kerja Sama Pengembangan Bio Energi Berbasis Bahan Bakar Nabati di Indonesia untuk Ketahanan Energi Nasional.
“Kita harapkan nanti gula yang akan diproduksi menjadi bioetanol bisa dikerjasamakan menjadi suplai yang akan di-branding oleh Pertamina untuk bisa mengurangi produksi BBM dan mengurangi kebutuhan minyak mentah," kata Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury dalam keterangan tertulis, Minggu, 6 November 2022.
Kementerian BUNN berharap produksi tersebut bisa dilakukan secara bertahap di Pabrik PT Energi Agro Nusantara (Enero), anak usaha PT Perkebunan Nusantara X, di Mojokerto yang saat ini bisa memproduksi kurang lebih sekitar 30 ribu kiloliter per bulan.
Baca juga: Erick Thohir Gerak Cepat Wujudkan Swasembada Gula |
"Jadi kita berharap kedepannya akan lebih banyak lagi kilang etanol yang bisa kita bangun untuk secara bertahap meningkatkan ketahanan energi,” jelas Pahala.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memerintahkan Menteri BUMN Erick Thohirbuntuk menyiapkan bibit-bibit dengan varietas yang paling baik serta bekerja sama dengan Brasil, negara yang memiliki pengalaman yang baik dalam manajemen tebu dan gula.
“Kita harapkan dengan cara penanaman yang baik dan modern ini dalam lima tahun ke depan, kita bisa mandiri dan ketahanan pangan kita utamanya gula bisa kita lakukan sendiri tanpa harus mengimpor, tapi memang butuh waktu mungkin dalam jangka lima tahun ke depan, target kita seperti itu,” kata Jokowi.
Jokowi juga menambahkan, penggunaan bibit yang baik dan mesin modern yang memberikan rendemen yang baik, akan menguntungkan petani. Jokowi pun memproyeksikan penggunaan bibit yang baik itu digunakan maksimal untuk bisa membuat industri bioetanol.
“Ini yang akan kita lakukan sehingga nantinya selain gulanya terpenuhi, ada sisi lain yaitu karena gula juga menghasilkan molasse, ini yang akan dipakai untuk membangun industri bioetanol yang juga akan memperkuat ketahanan energi kita," ujar Jokowi.
"Separuh energi, BBM yang kita gunakan 50 persennya itu impor semua, tidak boleh terus terusan begini. Kalau tebu ini berhasil, sawit bisa ditingkatkan lagi, itu akan memperkuat ketahanan energi negara kita,” imbuh Jokowi.
Seperti diketahui, bioetanol berbasis tebu merupakan hilirisasi dari tanaman tebu yang dapat digunakan sebagai subsitusi bahan baku bensin, yang tentunya ramah lingkungan. Potensi hilirisasi bioetanol berbasis tebu ini membuka peluang untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan bakar minyak berbasis fosil.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News