Menurutnya, jumlah tersebut dapat dinaikkan menjadi 40 juta dosis pada 2023 dengan penambahan fasilitas produksi.
Tak sebatas itu, Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengungkapkan kapasitas produksi bisa dinaikkan lagi menjadi 100 juta dosis per tahun pada 2024 tergantung pada kebutuhan dan permintaan.
Saat ini vaksin IndoVac telah melakukan uji klinis fase 1 dan 2, serta dalam proses uji klinis fase 3 untuk usia 18 tahun ke atas.
Baca juga: Bio Farma Bidik Vaksin Indovac Raih Izin BPOM September |
"Penggunaan platform teknologi vaksin IndoVac sangat menguntungkan, karena kompatibel dengan peralatan dan fasilitas yang tersedia di pabrik kami. Selain itu, platform teknologi protein rekombinan ini juga memiliki benefit lain, yaitu dapat diadaptasi ke varian (strain) baru covid-19. Dari hasil uji klinis fase 1 dan 2, IndoVac memiliki kualitas dan keamanan yang baik, efikasi juga tidak kalah dengan vaksin covid-19 lainnya. Selanjutnya uji klinis fase 3, kami sedang menyelesaikan laporannya,” tutur Honesti dalam keterangan tertulis, Rabu, 7 September 2022.
Honesti juga menjelaskan, secara paralel, Bio Farma sudah memulai uji klinis untuk vaksin lanjutan (booster) sejak 1 September 2022.
"Kami sudah mendapatkan PPUK (Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinis) dari BPOM untuk uji klinis vaksin IndoVac booster. Selanjutnya, Bio Farma akan melakukan uji klinis vaksin IndoVac untuk anak-anak setelah mendapatkan PPUK dari BPOM," imbuhnya.
Pendaftaran HAKI
Lebih lanjut, Honesti mengaku telah mendaftarkan nama vaksin IndoVac ke Ditjen Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM pada 29 Juli 2022. Adapun, nama vaksin ini merupakan pemberian dari Presiden Joko Widodo.
“Saat ini masih dalam tahap pengumuman. Jika tidak ada keberatan dari pihak lainnya, maka proses ke tahap berikutnya sampai keluar sertifikat merek IndoVac sebagai paten Bio Farma dari Kementerian Hukum dan HAM," jelasnya.
Honesti mengungkapkan, IndoVac memiliki keistimewaan dibandingkan dengan vaksin covid-19 lainnya karena vaksin ini dikembangkan dan diproduksi dari hulu ke hilir oleh anak bangsa, yaitu Bio Farma. Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) vaksin IndoVac berdasarkan self-assessment kurang lebih 80 persen.
"Vaksin covid-19 BUMN karya Bio Farma yang memiliki TKDN hampir 80 persen ini menjadi langkah menuju kemandirian sektor kesehatan. Dengan TKDN sebesar itu kita berharap dapat mengurangi ketergantungan pada vaksin impor. Pada akhirnya hal itu akan berdampak positif dalam penghematan devisa negara,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News