Jakarta: Petrokimia Gresik berkomitmen mendukung digitalisasi pertanian (digital farming) yang menjadi salah satu strategi intensifikasi pertanian. Hal tersebut sudah seharusnya diaplikasikan di era industri 4.0 ini, untuk meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus pendapatan petani.
"Selama tiga tahun ini Indonesia memang tidak melakukan impor (beras), tapi apabila kita tidak melakukan apa-apa sekarang, maka krisis pangan akan terjadi di negara kita. Untuk itu kita harus terus melakukan perbaikan dan inovasi yang berkelanjutan," kata Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo dalam keterangan tertulis, Kamis, 14 Juli 2022.
Salah satu teknologi digital farming yang diperkenalkan Petrokimia Gresik adalah teknologi drone untuk pengaplikasian pupuk jenis granul. Drone yang didemonstrasikan di area Buncop Petrokimia Gresik ini merupakan percontohan perdana untuk pupuk granul, karena selama ini drone hanya digunakan untuk pupuk jenis cair. Sedangkan pupuk yang diaplikasikan adalah Phonska Plus Formula 15-15-15.
"Drone yang kita terbangkan ini merupakan teknologi dari Thailand, dan mudah-mudahan bisa kita adaptasi karena sangat bermanfaat bagi pertanian Indonesia," ujarnya.
Pemanfaatan drone untuk pemupukan dinilai akan menghemat biaya produksi bagi petani, dimana salah satu item cost yang mahal dalam budidaya pertanian adalah tenaga kerja. Sedangkan drone cukup dioperasikan oleh satu orang dan mampu melakukan pemupukan antara 40-60 hektare per hari dengan hasil penyebaran pupuk yang lebih presisi.
Ke depan, teknologi ini diharapkan dapat melengkapi program Makmur yang selama ini dijalankan Petrokimia Gresik bersama Pupuk Indonesia untuk membangun ekosistem pertanian yang lebih baik. Yaitu mengkolaborasikan lembaga perbankan, asuransi, offtaker, dan Petrokimia Gresik sebagai motor penggerak bertugas menyiapkan pupuk, pestisida, dan melakukan pengawalan budidaya pertanian.
Menurutnya, kehadiran teknologi dalam program Makmur dapat meningkatkan pengetahuan teknis petani, seperti dosis pupuk yang tepat melalui rekomendasi Mobil Uji Tanah, pemilihan bibit unggul, atau agro input lain dengan cara yang lebih efisien. Begitu juga dengan sistem informasi mengenai cuaca atau kondisi pasar akan membantu ketepatan petani dalam pengambilan keputusan.
"Teknologi drone ini akan menyempurnakan peranan Mobil Uji Tanah Petrokimia Gresik," imbuh Dwi Satriyo
Ia kembali menekankan, selain dapat meningkatkan efektivitas dan produktivitas pertanian, pengenalan digital farming juga menjadi sarana untuk semakin meningkatkan ketertarikan generasi muda terjun di sektor pertanian. Mengingat generasi muda identik dengan teknologi dan segala sesuatu yang praktis.
"Sejak pandemi covid-19, terdapat kenaikan angkatan kerja muda untuk sektor pertanian dari 18 persen menjadi 20 persen lebih. Ini adalah angin segar bagi sektor pertanian Indonesia yang harus terus kita dorong dengan kemajuan teknologi," pungkasnya.
"Selama tiga tahun ini Indonesia memang tidak melakukan impor (beras), tapi apabila kita tidak melakukan apa-apa sekarang, maka krisis pangan akan terjadi di negara kita. Untuk itu kita harus terus melakukan perbaikan dan inovasi yang berkelanjutan," kata Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo dalam keterangan tertulis, Kamis, 14 Juli 2022.
Salah satu teknologi digital farming yang diperkenalkan Petrokimia Gresik adalah teknologi drone untuk pengaplikasian pupuk jenis granul. Drone yang didemonstrasikan di area Buncop Petrokimia Gresik ini merupakan percontohan perdana untuk pupuk granul, karena selama ini drone hanya digunakan untuk pupuk jenis cair. Sedangkan pupuk yang diaplikasikan adalah Phonska Plus Formula 15-15-15.
"Drone yang kita terbangkan ini merupakan teknologi dari Thailand, dan mudah-mudahan bisa kita adaptasi karena sangat bermanfaat bagi pertanian Indonesia," ujarnya.
Pemanfaatan drone untuk pemupukan dinilai akan menghemat biaya produksi bagi petani, dimana salah satu item cost yang mahal dalam budidaya pertanian adalah tenaga kerja. Sedangkan drone cukup dioperasikan oleh satu orang dan mampu melakukan pemupukan antara 40-60 hektare per hari dengan hasil penyebaran pupuk yang lebih presisi.
Ke depan, teknologi ini diharapkan dapat melengkapi program Makmur yang selama ini dijalankan Petrokimia Gresik bersama Pupuk Indonesia untuk membangun ekosistem pertanian yang lebih baik. Yaitu mengkolaborasikan lembaga perbankan, asuransi, offtaker, dan Petrokimia Gresik sebagai motor penggerak bertugas menyiapkan pupuk, pestisida, dan melakukan pengawalan budidaya pertanian.
Baca juga: Petrokimia Gresik Segera Bangun Pabrik Pupuk Buatan di Yordania |
Menurutnya, kehadiran teknologi dalam program Makmur dapat meningkatkan pengetahuan teknis petani, seperti dosis pupuk yang tepat melalui rekomendasi Mobil Uji Tanah, pemilihan bibit unggul, atau agro input lain dengan cara yang lebih efisien. Begitu juga dengan sistem informasi mengenai cuaca atau kondisi pasar akan membantu ketepatan petani dalam pengambilan keputusan.
"Teknologi drone ini akan menyempurnakan peranan Mobil Uji Tanah Petrokimia Gresik," imbuh Dwi Satriyo
Ia kembali menekankan, selain dapat meningkatkan efektivitas dan produktivitas pertanian, pengenalan digital farming juga menjadi sarana untuk semakin meningkatkan ketertarikan generasi muda terjun di sektor pertanian. Mengingat generasi muda identik dengan teknologi dan segala sesuatu yang praktis.
"Sejak pandemi covid-19, terdapat kenaikan angkatan kerja muda untuk sektor pertanian dari 18 persen menjadi 20 persen lebih. Ini adalah angin segar bagi sektor pertanian Indonesia yang harus terus kita dorong dengan kemajuan teknologi," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News