Data dari Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan bahwa UMKM berkontribusi sebesar 61,9 persen terhadap PDB dan menyerap 97 persen tenaga kerja.
Di Bali, UMKM bahkan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah mencapai 5,48 persen pada 2024, lebih tinggi dari rata-rata nasional.
Namun, di balik kontribusi besar tersebut, tantangan yang dihadapi UMKM tak sedikit. Mulai dari kesulitan akses ke pembiayaan, minimnya adopsi teknologi, hingga kebijakan yang kurang tepat sasaran membuat banyak pelaku usaha sulit naik kelas dari ultra mikro ke mikro dan menengah.
Baca juga: Go Digital ASEAN Dorong Pertumbuhan Digital 36 Ribu UMKM |
The 2025 Asia Grassroots Forum
Menjelang penyelenggaraan The 2025 Asia Grassroots Forum di Bali pada 21-23 Mei mendatang, berbagai pemangku kepentingan seperti akademisi, aktivis, pelaku usaha, hingga pihak swasta berkumpul dalam "Road to Asia Grassroots Forum: Diskusi Isu dan Potensi UMKM Lokal".Acara ini jadi wadah menyuarakan tantangan dan menyusun solusi konkret untuk memajukan UMKM lokal.
Project Lead The 2025 Asia Grassroots Forum Katrina Inandia menegaskan, pentingnya memahami konteks lokal sebelum menyusun kebijakan.
"Untuk memajukan UMKM, kita perlu dukungan kebijakan yang tepat. Namun, menyusun kebijakan membutuhkan local context yang mendalam, agar kebijakan bisa tepat sasaran dan berpihak pada UMKM lokal," kata Katrina dalam keterangan tertulis, Rabu, 16 April 2025.
Butuh solusi menyeluruh
Direktur Ekonomi dan Digital CELIOS, Nailul Huda, menekankan bahwa tantangan UMKM tidak hanya berasal dari eksternal, tetapi juga dari internal seperti kurangnya kualitas SDM dan pencatatan keuangan. Menurutnya, solusi yang dibutuhkan harus menyentuh seluruh ekosistem UMKM."Tantangan yang dihadapi UMKM juga semakin berkembang. Permasalahan internal UMKM seperti kurangnya kualitas sumber daya manusia, laporan keuangan dan lainnya turut berkontribusi sehingga timbul masalah permodalan. Oleh sebab itu, katalisator yang dibutuhkan harus menyentuh seluruh ekosistem UMKM, sehingga membutuhkan peran banyak pihak dalam mengakselerasi pertumbuhan yang inklusif," jelas Nailul.
Ajak semua pihak turut berperan
Isu ketimpangan akses pasar, perizinan, hingga regulasi untuk membantu UMKM Bali bersaing dengan pelaku bisnis asing menjadi topik utama dalam diskusi. Semua masukan ini akan dibahas lebih mendalam pada forum utama mendatang.Katrina mengajak seluruh pihak untuk ikut ambil bagian dalam forum ini.
"Amartha mengajak para pengamat, praktisi, peneliti, akademisi, LSM, regulator, investor, dan media untuk menghadiri acara The 2025 Asia Grassroots Forum yang akan diselenggarakan di Grand Hyatt Nusa Dua, Bali pada Mei mendatang," tutur Katrina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id