Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan pencapaian ini merupakan bagian dari upaya BRI untuk memperluas akses permodalan bagi pelaku UMKM, terutama di sektor-sektor produktif seperti pertanian, perdagangan, dan perikanan. "Melalui KUR, kami tidak hanya menyediakan pembiayaan, tetapi juga memberdayakan UMKM agar mampu tumbuh lebih berkelanjutan," ujarnya.
Baca juga: Permudah Transaksi saat Libur Nataru, Ini Cara Praktis Top-Up Saldo BRIZZI |
BRI mencatat penyaluran KUR tersebar merata di berbagai wilayah Indonesia dengan fokus pada pemberdayaan sektor produksi. “Sektor Pertanian menjadi penyumbang terbesar di antara sektor lainnya yaitu senilai Rp69,60 triliun atau mengambil porsi 39,62 persen,” kata Supari.
Sebelumnya Supari mengusulkan skema penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahun depan dibagi menjadi dua, yakni mendorong inklusivitas dan graduasi pelaku UMKM. Skema berbeda penting untuk dijalankan mengingat adanya perbedaan kualifikasi penerima kredit bersubsidi dari pemerintah.

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari (Foto:Dok.BRI)
"KUR harus mulai berbeda skemanya. Menurut saya ada dua skema, yakni dalam rangka inklusi dan dalam rangka menyiapkan graduasi atau pregraduasi," kata Supari.
Baca juga: BRI Borong 7 Penghargaan di Ajang Top 100 CEO & The 200 Leader Future Forum 2024 |
Merujuk pada data kajian yang dilakukan BRI dan BRIN, KUR menaikkan rata-rata pendapatan debitur sebesar 32 persen hingga 50 persen. Kemudian KUR juga mampu meningkatkan keuntungan sekitar 34 persen hingga 38 persen.
Debitur KUR juga menghadapi peningkatan pengeluaran melalui angsuran KUR dan biaya teknis lainnya. Namun demikian, keterampilan teknis dapat mendorong efisiensi biaya. Di samping itu, pelaku usaha yang mendapatkan KUR cenderung memiliki tenaga kerja 28 persen lebih banyak ketimbang non debitur KUR.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News