Ilustrasi. Foto: AFP
Ilustrasi. Foto: AFP

Strategi Star Energy Geothermal Tingkatkan Optimasi Pengeboran Sumur di Masa Depan

Husen Miftahudin • 14 Januari 2022 18:58
Jakarta: Perusahaan energi panas bumi Star Energy Geothermal (SEG) bersama penyedia teknologi untuk industri energi global Schlumberger Indonesia melakukan pengembangan inovasi untuk menentukan daerah 'sweet-spot' pengeboran panas bumi di penghujung 2021. Penelitian dilakukan melalui proyek Fracture Characterization and Optimized Well Placement (FCOWP).
 
"Teknologi ini menggabungkan manajemen sumber daya panas bumi naturally fractured reservoir dan teknologi dalam mengkarakterisasikan rekahan menggunakan aplikasi DELFI Cognitive E&P Environment," ucap Chief Executive Officer (CEO) Star Energy Geothermal Hendra S Tan dalam siaran persnya, Jumat, 14 Januari 2022.
 
Hendra menjelaskan bahwa studi ini akan diaplikasikan pada lapangan panas bumi skala besar yang diharapkan memiliki dampak signifikan terhadap optimisasi pengeboran sumur di masa depan. Salah satu hasil dari studi ini adalah peta permeabilitas yang mengidentifikasi daerah produktif bawah permukaan.

Ia menegaskan, proyek ini menjadi salah satu upaya untuk mendorong berkelanjutan perusahaan dalam menerapkan inovasi dan teknologi untuk mengurangi Levelized Cost of Electricity (LCOE) energi panas bumi. Adapun biaya pengeboran merupakan salah satu komponen biaya utama dari biaya energi panas bumi.
 
"Penerapan teknologi ini akan memungkinkan kami untuk mengebor di tempat yang tepat dengan akurasi dan hasil yang lebih baik, yang berujung pada pengurangan biaya pengeboran dan biaya energi panas bumi," terangnya.
 
Adapun studi penerapan teknologi ini dimulai pada Lapangan Panas Bumi Darajat, di mana penggunaannya diharapkan dapat meningkatkan kemungkinan keberhasilan pengeboran sumur dengan memodelkan sistem rekahan alami, dan distribusi permeabilitas.
 
"Di banyak lapangan panas bumi, produksi bergantung pada keberhasilan penentuan target pemboran terhadap rekahan yang terjadi secara alami di bawah permukaan," ungkap dia.
 
Chief Asset Management Officer Star Energy Geothermal Ken Riedel mengatakan, studi ini dibagi menjadi dua tahapan utama. Tahapan pertama bertujuan untuk memodelkan orientasi serta intensitas distribusi rekahan, dan yang kedua proses otomatisasi guna memodelkan lebar dan panjang rekahan serta validasi terhadap data-data sumur yang ada.
 
Metode baru yang diterapkan dalam studi ini menyertakan dampak dari intrusi terhadap orientasi serta intensitas distribusi rekahan sebagai bagian dari empat fracture drive yang digunakan, serta penggunaan multiple realizations untuk mengakomodasi ketidakpastian yang terjadi.
 
"Teknologi ini akan diterapkan untuk meningkatkan hasil pemboran di tiga lapangan yang SEG operasikan, tahap pertama akan diterapkan pada Lapangan Darajat pada kampanye pemboran 2022 serta pada Lapangan Salak dan Lapangan Wayang Windu pada kampanye selanjutnya," tutup Riedel.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan