Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. Foto: dok NasDem.
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. Foto: dok NasDem.

IMF Sebut Sejumlah Negara Terancam Fail State, SP: Media Harus Berperan Jaga Stabilitas

Medcom • 16 Juni 2022 23:32
Jakarta: Kondisi ekonomi dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve atau The Fed baru saja mengumumkan kenaikan suku bunga paling agresif dalam hampir 30 tahun. The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,75 poin persentase pada Rabu, 15 Juni demi berjuang melawan lonjakan inflasi.
 
Pelan-pelan, hal ini juga diikut beberapa bank sentral di dunia. Salah satunya Bank Sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) yang mengindikasikan akan menaikkan suku bunganya pada akhir September 2022.
 
Sementara itu, beberapa negara yang sudah beberapa kali menaikkan suku bunga. Di antaranya ialah Bank Sentral Brasil yang suku bunga acuannya sudah mencapai 12,75 persen pada Mei 2022, Bank Negara Malaysia menaikkan suku bunga menjadi dua persen pada Mei 2022, Bank of Korea 1,50 persen pada April 2022, dan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed pada kisaran 0,75-1 persen pada Mei 2022.

Namun hingga Mei 2022, Bank Indonesia (BI) masih mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7-day reverse repo rate (BI7DRR) sebesar 3,50 persen, disertai dengan suku bunga deposit facility 2,75 persen dan suku bunga lending facility 4,25 persen sejak Maret 2021.
 
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengatakan, kendati ekonomi dunia sedang guncang, Indonesia jangan 'berpasrah diri' dan tetap harus menjaga stabilitas nasional.
 
"Kita enggak bisa taken for granted. Yang paling utama sekarang adalah menjaga stabilitas nasional. Diharapkan peran media ikut menjaga stabilitas ini, jangan mudah termakan provokasi NGO, bahkan pengamat. Ini bukan tidak demokratis, tapi ada kondisi yang perlu diutamakan sekarang, stabilitas," tegas Surya Paloh, saat pertemuan Pemimpin Redaksi, Kamis, 16 Juni 2022.
 
Oleh karena itu, Surya Paloh meminta kepada semua pihak terkait untuk tidak mengelompokkan diri dan bersatu sebagai rakyat Indonesia.
 
Surya Paloh mengungkapkan, saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Jokowi bercerita, dirinya mendapat informasi dari Dana Moneter Internasional (IMF) terkait kondisi ekonomi global.
 
"Bahwa kondisi global saat ini tergambar ada beberapa negara yang terancam fail state. Data dari IMF dan World Bank, ada 46 negara terancam jadi fail state atau negara gagal," ujar dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan