Ilustrasi peternakan sapi Australia - - Foto: dok AFP
Ilustrasi peternakan sapi Australia - - Foto: dok AFP

Peternakan Sapi Australia Terganggu, Pemerintah Cari Opsi dari Negara Lain

Fetry Wuryasti • 05 Maret 2022 19:57
Jakarta: Indonesia kekurangan stok daging sapi segar untuk kebutuhan sehari-hari lantaran pasokan yang tersedia ditahan untuk momentum Iduladha. Sementara Australia sebagai importir terbesar RI sedang mengalami repopulasi sapi sehingga harus ada opsi impor dari negara lain.
 
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan sapi di Indonesia banyak tetapi berada tangan masyarakat, bukan pemerintah. Hal ini menyebabkan pasokan sapi terbatas untuk kebutuhan selama Ramadan dan Idulfitri.
 
"Sedangkan daging segar untuk kebutuhan sehari-hari lebih didominasi oleh pasokan daging impor dari Australia. Kementan mengupayakan pasokan sumber dari negara lain karena ada disrupsi pasokan dari Australia," kata Oke, Sabtu, 5 Maret 2022.

Ketua Asosiasi Pengusaha Daging Skala UKM dan Rumah Tangga (Aspedata Indonesia) Diana Dewi mengatakan meningkatnya kebutuhan daging sapi juga tergantung pada klaster konsumen dan produsennya.
 
Pada produsen ada tiga klaster yaitu sapi lokal, sapi hidup impor dan daging beku. Begitu juga konsumennya, ada ibu-ibu yang memang menyukai daging segar, dan daging beku. Sehingga tidak bisa digeneralisasi.

 
Untuk sapi lokal sendiri, meski jumlahnya banyak di Indonesia, namun bukan yang bisa dihitung sebagai budidaya. Sebab itu adalah sapi milik peternak yang dijual tidak sehari-hari tetapi sesuai dengan momentum. Harga daging sapi segar sekarang masih di harga Rp140 ribu per kg.
 
Sedangkan ritel modern, sudah ada substitusi selain dari sapi segar mereka juga menjual sapi beku, dengan harga Rp70 ribu hingga Rp90 ribu. Harga daging sapi impor pun telah naik dari USD3,6 per kg ekor sapi hidup menjadi USD4,2 per kg.
 
"Pedagang juga merasa bahwa mendekati Ramadan, ini adalah panennya mereka. Namun mereka juga khawatir bila harga naik terus. Mogok pedagang yang terjadi kemarin karena secara psikologis mereka menyosialisasikan kepada konsumen harga daging sapi sudah tinggi. Kemudian yang kedua mereka berharap bahwa jangan sampai harga dagingnya akan naik terus, sebab akan membuat pedagang lainnya beralih menjadi ikut berjualan daging sapi menjelang hari raya, dari sebelumnya misal berjualan cabai," pungkas Diana.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan