"Ini investasi pertama PMA (penanaman modal asing) di 1967 dan baru di 2024 ini hilirisasi sampai membuat emas. Emas yang diproduksi adalah 60 ton. Bayangkan kita sudah kehilangan emas 60 ton dari 1967 sampai 2024," kata Airlangga dalam Tatap Muka-Orasi Ilmiah BJ Habibie Memorial Lecture: Peran Iptek dan Inovasi menuju Indonesia Emas 2045 di Jakarta, dikutip Rabu, 24 Juli 2024.
Menurut Airlangga, komitmen pemerintah untuk melakukan hilirisasi akan menyelamatkan emas sekitar 60 ton setiap tahun. Hal ini dianggap sebagai langkah strategis untuk memaksimalkan potensi sumber daya alam Indonesia.
"Nilai dari emas 60 ton itu sekitar USD4,5 miliar. Ini sesuatu yang sangat luar biasa, dengan kebijakan yang ada sekarang (hilirisasi), ini terus didorong," tegas dia.
Baca juga: Smelter Freeport Gresik Bakal Produksi 100% di Akhir 2024 |
Hilirisasi dukung Indonesia Emas 2045
Airlangga menekankan pentingnya kebijakan hilirisasi dalam mendukung perekonomian nasional. Hal itu, sejalan dengan visi besar Indonesia menuju 2045, dan diharapkan Indonesia akan menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia.
Secara keseluruhan, hilirisasi smelter PTFI di Gresik merupakan langkah besar dalam mengoptimalkan potensi sumber daya alam Indonesia, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
"Saya katakan ini adalah the single largest dari pada refinery di Gresik. Investasi Rp58 triliun atau USD3,7 miliar. Diselesaikan secara on time," kata Airlangga.
Smelter PTFI merupakan fasilitas pemurnian tembaga dengan desain jalur tunggal terbesar di dunia berkapasitas pemurnian mencapai 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News