PLN IP melakukan pemantauan uji cofiring hidrogen pada variasi beban mesin di PLTDG UBP Bali. Foto: PLN
PLN IP melakukan pemantauan uji cofiring hidrogen pada variasi beban mesin di PLTDG UBP Bali. Foto: PLN

Hidrogen Jadi Andalan Baru Pembangkitan? Begini Cara PLN IP Melakukannya

Annisa ayu artanti • 03 Desember 2025 15:25
Denpasar: PLN Indonesia Power kembali melangkah maju dalam teknologi energi bersih. Perusahaan resmi menyelesaikan uji coba lanjutan cofiring hidrogen di Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Gas (PLTDG) UBP Bali Pesanggaran pada 18-20 November 2025.
 
Pengujian ini menjadi kelanjutan dari tes hidrogen tahun sebelumnya dan memperkuat komitmen menuju pembangkitan rendah emisi.
 
Direktur Utama PLN Indonesia Power Bernadus Sudarmanta mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat dalam keberhasilan pengujian. 

Menurutnya, cofiring hidrogen bukan hanya inovasi teknis, tetapi juga strategi besar untuk memperkuat posisi Indonesia Power sebagai pelopor energi bersih di Indonesia.
 
"Hidrogen bukan lagi sekadar wacana, tetapi sudah kami uji dan buktikan dapat diterapkan secara nyata dan aman di aset pembangkitan. Ini adalah fondasi penting bagi upaya kami menurunkan emisi, meningkatkan efisiensi, sekaligus memperkuat portofolio energi bersih perusahaan,” ujar Bernadus dalam keterangan tertulis, Rabu, 3 Desember 2025.
 
Baca juga: Miliki Potensi Energi Bersih Berbasis Biomassa, PLN Jalankan Transisi Energi di Indramayu

Pengujian lebih komprehensif dibanding tahun lalu

Jika pada 2024 uji coba dilakukan hanya pada beban penuh dengan rasio cofiring 7 persen, pengujian 2025 dilakukan lebih detail. PLN Indonesia Power menguji performa mesin pada tiga variasi beban.
 
VP Technology Development PLN Indonesia Power sekaligus penanggung jawab program, Hedwig Lunga Sampe Pajung menjelaskan pengujian kali ini dilakukan pada beban 75 persen, 85 persen, dan 100 persen kapasitas mesin. 
 
"Hasilnya, rasio cofiring hidrogen mencapai 23 persen pada beban 75 persen, 22 persen pada 85 persen, dan 17 persen pada 100 persen. Dengan variasi ini, kami bisa melihat perilaku mesin di berbagai kondisi operasi dan menentukan batas maksimum hidrogen yang aman untuk setiap level beban,” jelasnya.
 
Dari sisi teknis, pengujian tahun ini menggunakan Pressure Regulator System (PRS) berbasis Programmable Logic Controller (PLC) dan Human Machine Interface (HMI). Teknologi ini membuat pengaturan injeksi hidrogen jauh lebih presisi dan aman.
 
“Dengan kontrol elektronik penuh, proses feeding hidrogen menjadi jauh lebih stabil dan presisi,” tambah Hedwig.
 
Keberhasilan uji cofiring ini menambah keyakinan bahwa hidrogen dapat digunakan secara berkelanjutan dalam strategi dekarbonisasi pembangkitan.
 
“Jika keekonomiannya juga terpenuhi, hidrogen dapat disuplai secara kontinu sebagai bagian dari strategi dekarbonisasi pembangkitan,” ujar Hedwig.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan