Ilustrasi. Foto: dok MI.
Ilustrasi. Foto: dok MI.

Digeber dari Tahun Lalu, Realisasi Investasi Hilirisasi Sudah Rp75,8 Triliun di Q1

Antara • 29 April 2024 19:48
Jakarta: Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan realisasi investasi di bidang hilirisasi pada kuartal I-2024 sebesar Rp75,8 triliun.
 
"Dari total realisasi investasi kuartal I-2024 yang mencapai Rp401,5 triliun, total nilai realisasi hilirisasi Rp75,8 triliun atau 18,9 persen," ujar Bahlil dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, 29 April 2024.
 
Untuk realisasi investasi hilirisasi pada sektor mineral yakni smelter sebesar Rp43,2 triliun yang terdiri dari nikel sebesar Rp33,4 triliun, tembaga sebesar Rp8,4 triliun, dan Rp1,4 triliun.

Kemudian di sektor kehutanan yakni pulp and paper sebesar Rp13,3 triliun, sektor pertanian crude palm oil (CPO)/Oleochemical Rp11,1 triliun, sektor minyak dan gas yakni petrochemical sebesar Rp7,4 triliun.
 
Realisasi investasi hilirisasi untuk sektor ekosistem kendaraan listrik yakni baterai kendaraan listrik sebesar Rp800 miliar. "Ke depan ini tetap menjadi bagian yang akan didorong," kata Bahlil.
 
Baca juga: Capai Rp401,5 Triliun di Q1, Bahlil: Realisasi Investasi di RI Sudah 24,3% dari Target!
 

Baru mulai digencarkan tahun lalu


Adapun, program hilirisasi mulai digencarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tahun lalu sebagai kebijakan untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam. Jokowi sebelumnya juga sudah mewacanakan program ini dengan dengan melakukan pelarangan ekspor nikel mentah yang mulai berjalan pada awal 2020 lalu.
 
Pada saat itu Jokowi menyatakan, Indonesia tidak boleh hanya menjadi negara kaya sumber daya alam, namun tidak mampu mengelola kekayaan tersebut sehingga tidak mendapatkan nilai tambah ekonomi.
 
Status negara kaya sumber daya alam saja tidak cukup karena dikhawatirkan akan membuat Indonesia menjadi bangsa pemalas tanpa memperoleh nilai tambah.
 
Untuk memperoleh nilai tambah dari sumber daya alam perlu ada hilirisasi. Pemerintah pun akhirnya menerapkan hilirisasi dengan transfer teknologi yang memanfaatkan sumber energi baru dan terbarukan, serta meminimalisasi dampak lingkungan.
 
Pemerintah juga telah mewajibkan perusahaan tambang membangun pusat persemaian guna menghidupkan kembali hutan setelah wilayah tersebut dijadikan lokasi tambang.
 
"Indonesia ingin melakukan hilirisasi tidak hanya pada komoditas mineral, melainkan juga non-mineral seperti sawit, rumput laut, kelapa, dan komoditas potensial lainnya," ujar Bahlil.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan