"Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi negara adidaya energi hijau," kata Cluster President Schneider Electric Indonesia dan Timor Leste Martin Setiawan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat, 28 Juni 2024.
Menurut dia, pengelolaan sumber daya yang tepat dengan prinsip-prinsip berkelanjutan, elektrifikasi, serta penerapan teknologi digital dalam pengelolaan energi dan otomasi adalah faktor-faktor penting dalam merealisasikan potensi tersebut.
Ia mengatakan pihaknya siap meningkatkan kemitraan dengan pemerintah dan pelaku industri dalam menyediakan solusi digital dalam pengelolaan energi dan otomasi untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan.
"Kami berkomitmen untuk menjadi mitra Indonesia dalam menapaki dimensi baru sektor kelistrikan hijau dan industri hijau," tegas Martin.
Baca juga: Potensi Besar Indonesia Pimpin Produsen Hidrogen dan Amonia di Asia |
Komitmen keberlanjutan
Martin juga menekankan komitmen keberlanjutan dan sirkularitas sebagai pondasi perusahaan dalam menjalankan operasionalnya, yang akan terus dikembangkan di masa mendatang.
Dia mencontohkan seluruh pabrik Schneider Electric (SE) di Batam dan Cikarang telah bertransformasi menjadi smart factory dengan teknologi sendiri, dan telah merasakan dampak positif yang diberikan dari transformasi tersebut.
Pabrik Batam telah berhasil mengurangi 319 ribu kWh per tahun atau 243 ton CO2 per tahun, mengurangi 40 persen waste material, dan meningkatkan produktivitas hingga 20 persen.
Perusahaan juga telah mulai beralih ke energi bersih di pabrik Cikarang dengan memanfaatkan panel surya. Dengan melakukan efisiensi konsumsi energi dan transisi ke energi bersih, pabrik ini mampu mengurangi emisi karbon sebesar 181 ton CO2 per tahun (atau setara dengan penanaman 900 pohon per tahun).
"Tujuan kami adalah memberdayakan semua orang agar dapat memaksimalkan energi dan sumber daya, menjembatani kemajuan dan keberlanjutan bagi semua orang," tutup Martin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News