baca juga: Gobel: Gorontalo Utara Lokomotif Perubahan bagi Gorontalo |
Pembangunan tersebut akan membuka pintu menuju transformasi signifikan dengan fokus utama terletak pada pembangunan Pelabuhan Internasional Anggrek dan Kawasan Industri Anggrek sebagai Kawasan Ekonomi Khusus, yang akan menjadi dua lokomotif utama mewujudkan visi Kota Agropolitan.
Berdasarkan data Bank Indonesia, Pertumbuhan ekonomi Gorontalo sebesar 4,09 persen (yoy) masih di bawah pertumbuhan ekonomi di kawasan Sulawesi, Lampung, dan Papua yang mencapai 6,79 persen (yoy), serta di bawah pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,01 persen (yoy).
Berdasarkan informasi tersebut, tak mengherankan Gorontalo masih memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang tertinggal jauh. Menurut data BPS, pada 2019, IPM Gorontalo berada di tingkat 68,49 persen, menempatkannya pada peringkat 28 dari 34 provinsi di Indonesia, sebagai salah satu yang paling rendah. Hal ini menyoroti perlunya upaya pengembangan yang lebih terfokus di daerah Gorontalo.
"Fokus kami adalah melalui pembangunan yang lebih terfokus pada tiga sektor krusial: pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan sebagai pilar pertama, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai pilar kedua, dan sektor pangan serta herbal sebagai pilar ketiga. Tujuan kami adalah menjadikan Gorontalo dari provinsi termiskin ke-5 menjadi provinsi termakmur ke-5 di Indonesia. Dengan pendekatan ini, kami berharap mengintegrasikan sektor pertanian dan perikanan, sebagai mata pencaharian utama masyarakat Gorontalo, dengan industri nasional dan pasar ekspor global. Dampak positif yang diharapkan adalah penciptaan 100 ribu lapangan kerja dari hulu hingga hilir, memberikan kehidupan baru bagi Gorontalo," tegas dia dalam keterangan tertulis, Kamis, 25 Januari 2024.
Wilayah Kawasan Industri Anggrek diproyeksikan akan menjadi pusat pengolahan dan kemasan untuk produk pertanian dan perikanan yang akan diekspor ke berbagai negara di kawasan Asia Timur seperti Jepang dan Korea Selatan. Proyek ini diharapkan akan meningkatkan nilai investasi lebih dari Rp835 triliun untuk menggerakkan 140 ribu TEUs logistik, memperkuat industri di luar Pulau Jawa.
Kawasan Industri Anggrek bakal menjadi kota agropolitan
Selain Pelabuhan Internasional Anggrek yang meningkatkan konektivitas Provinsi Gorontalo ke Kawasan Asia Timur, kehadiran Kawasan Industri Anggrek membawa harapan besar bagi Provinsi Gorontalo untuk menjadi kota agropolitan yang menjadi pusat lumbung pangan dan penopang perekonomian di Indonesia Timur.Pembangunan Kawasan Industri Anggrek akan difokuskan pada sektor pengolahan pangan, termasuk perikanan dan agrikultur. Pemilihan fokus ini didasarkan pada potensi kawasan ini dalam agribisnis, mencakup produksi jagung, cokelat, kelapa, dan perikanan, beserta pengembangan produk turunannya, sebagai faktor kunci yang dapat ditingkatkan.
"Dalam mewujudkan Visi 2051, kami menyadari perjalanan ini tidaklah mudah, terutama karena letak Gorontalo di wilayah 3T (terluar, terdepan, dan tertinggal) yang membawa risiko dan membutuhkan komitmen besar. Oleh karena itu, PT AGIT sebagai pengelola terbuka dengan mendengar masukan dari masyarakat serta mengajak seluruh pihak untuk bersatu, saling mendukung, dan mewujudkan cita-cita kolektif. Bersama-sama, kami yakin bisa meraih kemajuan ekonomi dan kesejahteraan bagi masyarakat Gorontalo dalam beberapa tahun ke depan," jelas Rachmat Gobel.
Membuka banyak lapangan kerja
Sekda Gorontalo Utara Suleman Lakoro menjelaskan pemerintah provinsi Gorontalo menyambut kehadiran dua lokomotif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yaitu, Pelabuhan Internasional Anggrek dan Kawasan Industri Anggrek oleh PT AGIT (Anggrek Gorontalo Terminal International) sebagai pengelola Pelabuhan Anggrek dengan skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), sebagai tonggak pembangunan ekonomi di Gorontalo."Ini tidak hanya akan membuka peluang lapangan pekerjaan yang luas, tetapi juga memberikan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat sehingga sejalan dengan kebutuhan industri yang berkembang," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News