"Secara langsung efeknya memang belum terasa, tapi sebagian dari kondisi ini menyebabkan beberapa harga material meningkat cukup signifikan," ungkap Destiawan dalam paparan publik yang digelar secara virtual, Jumat, 8 oktober 2021.
Destiawan menyebut seperti barang material besi yang harganya mulai merangkak naik imbas kasus tersebut. Kondisi ini menyebabkan perusahaan properti dan konstruksi di Indonesia 'kalang kabut' mengingat mayoritas material tersebut diimpor dari Tiongkok.
"Jadi ini mungkin juga akan berdampak kepada material-material yang lainnya, khususnya yang sebagian besar itu, di samping diimpor dari Tiongkok, material-material itu juga bahan dasarnya dari sana. Jadi sedikit-sedikit akan mulai terasa efeknya ini," papar dia.
Destiawan pun mengharapkan permasalahan yang menimpa perusahaan properti terbesar kedua di Negeri Tirai Bambu itu segera terselesaikan. "Mudah-mudahan ini bisa teratasi sehingga kondisi bisnis konstruksi di Indonesia ini bisa berjalan dengan baik," ucapnya.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Waskita Karya Taufik Hendra Kusuma mengatakan hal yang sama. Ia beranggapan bahwa dampak krisis utang Evergrande secara umum akan menyeret kinerja banyak perusahaan di Indonesia dan negara-negara terdekat yang banyak berhubungan dengan Tiongkok.
Namun demikian, ia menilai dampak tersebut tak sepenuhnya negatif. Efek kasus utang Evergrande justru dinilai positif untuk pasar keuangan dalam negeri, utamanya pasar saham.
"Sebenarnya kami melihat efek Evergrande ini akan cukup positif dari sisi investor. Karena dengan adanya efek di sana, maka aliran dana itu mungkin akan pull out dari beberapa titik di sana," urainya.
Ini dinilai positif sebab bersamaan dengan rencana perusahaan untuk melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue. "Harapannya dana asing yang terinvestasi di sana itu bisa menjadi sumber dari perolehan investasi yang akan kami lakukan dalam bentuk right issue di kuartal ini," ucap Taufik.
"Jadi kami melihatnya memang di satu sisi ada permasalahan terkait dengan operasional, tapi di sisi lain ini merupakan sebuah opportunity terjadinya perpindahan portofolio investasi dari investor. Harapannya seperti itu," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News