Akibat dari gangguan sistem tersebut maka akan terjadi penumpukan barang lebih dari biasanya di lapangan impor dan sebaliknya lebih sedikit di lapangan ekspor.
Untuk diketahui, sistem layanan Customs-Excise Information System and Automation (CEISA) yang digunakan Bea Cukai dalam pelayanan kepabeanan dan cukai mengalami gangguan pada sisi database karena adanya force majeure di sistem IT dalam beberapa hari terakhir.
"Untuk mengantisipasi potensi kongesti di pelabuhan sebagai dampak dari gangguan Sistem CEISA tersebut, terminal-terminal di Pelabuhan Tanjung Priok melakukan beberapa aksi penanggulangan, yakni memanfaatkan lapangan ekspor untuk penumpukan container impor, melakukan unlock capacity dengan optimalisasi lahan yang ada, dan pemindahan lokasi sebagian container impor ke Tempat Penumpukan Sementara (TPS) lini 2,” ujar EVP Sekretariat Perusahaan ICP Ali Mulyono, Kamis, 15 Juli 2021.
Terminal juga bekerja sama dengan pihak Bea Cukai Tanjung Priok dalam pelaksanaan transaksi manual, baik ekspor untuk Nota Pelayanan Ekspor (NPE) maupun impor untuk Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB). Diprediksi akan terjadi Yard Occupancy Rate (YOR) yang tinggi pada Sabtu dan Minggu (17 hingga 18 Juli 2021) di semua terminal internasional.
“IPC telah melakukan rapat kordinasi bersama Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, Syabandar Tanjung Priok, Bea Cukai Tanjung Priok, dan seluruh terminal di wilayah kerja Pelabuhan Tanjung Priok untuk mengantisipasi kemacetan yang mungkin timbul apabila aplikasi CEISA kembali normal,” kata Ali.
Diprediksi akan terjadi rush hour di mana pengambilan atau pengiriman petikemas dari dan ke terminal secara bersamaan. Hal ini berpotensi mengakibatkan kepadatan pada waktu bersamaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News