"Investasi ini tentunya memberikan multiplier effect yang luas bagi perekonomian, di antaranya penerimaan devisa dan penyerapan tenaga kerja," ujar Agus dalam siaran persnya, Rabu, 9 Juni 2021.
Sebanyak 49 persen investor tersebut berasal dari Indonesia. Kemudian 40 persen lainnya didominasi dari Tiongkok, Taiwan, dan sisanya dari Singapura, Hong Kong, Korea Selatan, serta Malaysia.
Menurut Agus, pengembangan KIK akan terus diakselerasi menjadi kawasan industri padat karya berorientasi ekspor. Hal ini diyakini dapat mempercepat upaya pemulihan ekonomi nasional akibat dampak pandemi covid-19.
"KIK sebagai salah satu klaster terintegrasi yang dapat menjadi contoh terhadap pengembangan kawasan industri lainnya di Indonesia," tegasnya.
Pembangunan KIK direncanakan sampai tiga tahap dengan total lahan seluas 2.200 hektar untuk menjadi kawasan industri terpadu yang didukung oleh pengembangan zona industri, pelabuhan, kota fesyen, dan permukiman.
"Kemenperin terus memacu daya saing Kawasan Industri Kendal agar lebih terintegrasi sehingga dapat menjadi daya tarik bagi para investor. Langkah ini perlu dilakukan melalui koordinasi dan kerja sama dengan pemangku kepentingan terkait, seperti lintas kementerian dan lembaga serta pemerintah daerah," tutur Agus.
KIK merupakan wujud nyata kerja sama antara Indonesia dan Singapura, yang dibangun oleh PT Jababeka Tbk dengan Sembcorp Development Indonesia Pte. Ltd, anak perusahaan Sembawang Development Ltd asal Singapura. KIK diresmikan langsung Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong pada November 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News