Gedung Pertamina Pusat - - Foto: dok Pertamina
Gedung Pertamina Pusat - - Foto: dok Pertamina

Pertamina Kejar Momentum Transisi Energi saat Pandemi

Insi Nantika Jelita • 28 Oktober 2021 14:44
Jakarta: PT Pertamina (Persero) mengejar target program transisi energi meski sektor tersebut mengalami tiga guncangan atau triple shock selama pandemi covid-19. Ini dilakukan Pertamina lewat pembentukan enam subholding yang akan mengurus bisnis perseroan dari hulu hingga hilir.
 
"Kami pun melakukan efisiensi bisnis dan dibantu pembentukan enam subholding Pertamina. Jadi, pandemi ini momentum kita untuk akselerasi transformasi Pertamina," ujar Nicke dalam diskusi virtual, Kamis, 28 Oktober 2021.

Tiga guncangan bisnis hulu migas:

  1. Penurunan penjualan bisnis perseroan hingga 25 persen.
  2. Arus kas operasi perseroan dipengaruhi fluktuasi nilai tukar rupiah.
  3. Fluktuasi harga minyak dunia yang memengaruhi harga minyak mentah Indonesia atau ICP

Adapun harga rata-rata ICP pada September 2021 misalnya, ditetapkan pemerintah USD72,20 per barel, naik sebesar USD4,40 per barel dari USD67,80 per barel pada Agustus 2021.

6 subholding Pertamina:

  1. Subholding Upstream.
  2. Subholding Refining dan Petrochemical.
  3. Subholding Commercial and Trading.
  4. Subholding Gas.
  5. Subholding Integrated Marine Logistics.
  6. Subholding Power and New Renewable Energy (PNRE).
Nicke meyakini, subholding ini akan mendongkrak valuasi Pertamina sebesar USD100 miliar di 2024. Dia menyebut ada perubahan pola kinerja Pertamina setelah adanya restrukturisasi, yang mana masing-masing subholding memiliki tugas berbeda, namun memiliki tujuan yang sama dalam hal transisi energi.
 
"Dengan enam subholding ini, masing-masing punya fokus dan tanggung jawab sendiri. Ada fokus memperkuat bisnis core kita, bisnis migas (minyak dan gas). Ada yang melakukan ekspansi bisnis lebih luas lagi. Lompatan ini dalam persiapan ke energi terbarukan dan ini semua bisa paralel berjalan," tegas Nicke.

Dirut Pertamina ini menekankan, tiga subholding seperti Subholding Upstream, Subholding Refining & Petrochemical dan Subholding Commercial & Trading harus tetap berjalan di tengah pandemi. Oleh karenanya, Pertamina menginvestasikan sekitar 50 persen di lini bisnis tersebut.

 
Pertamina, diakui Nicke, menjadi andalan dalam upaya peningkatan produksi minyak bumi dalam negeri untuk target satu juta barel minyak per hari pada 2030. "Kita harus explore cadangan minyak yang ada untuk bumi. Baik dari penambahan kilang, lalu ada petrochemical. Hal ini untuk mengurangi impor migas, agar kita memiliki ketahanan energi mandiri," ucapnya.
 
Untuk mewujudkan transisi energi, Pertamina menargetkan portofolio energi hijau sebesar 17 persen dari keseluruhan bisnis energinya pada 2030. Pasalnya, di 2019, portofolio energi hijau Pertamina baru mencapai 9,2 persen.
 
Chief Executive Officer Pertamina Power & New Renewable Energy (PNRE) Dannif Danusaputro menilai, subholding PNRE akan menjadi generasi masa depan Pertamina untuk mewujudkan transisi energi, mendukung ketahanan energi nasional, serta mampu mewujudkan Indonesia yang bersih emisi di 2060.
 
"Pembentukan holding dan subholding di tubuh Pertamina bertujuan agar Pertamina lebih adaptif terhadap lingkungan bisnis. Pertamina akan menjadi pemimpin transisi energi di Indonesia untuk menekan laju perubahan iklim," ungkap dia dalam keterangan resmi beberapa waktu lalu.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan