Salah satu desa wisata. Foto: Medcom.id.
Salah satu desa wisata. Foto: Medcom.id.

Kemendes Bantu Pengembangan Desa Wisata di Nagekeo

Antara • 01 November 2022 15:08
Labuan Bajo: Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) memberikan bantuan dana sebesar Rp300 juta bagi pengembangan obyek wisata di Desa Wisata Rendu Tutubhada, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.
 
baca juga: Sandiaga Uno Minta Desa Wisata Terus Berbenah Diri

"Pemberian bantuan untuk pengembangan obyek wisata itu permintaan dari desa yang memiliki objek wisata dalam bentuk proposal ke kementerian," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Nagekeo Sales Ujang Dekresano dikutip dari Antara, Selasa, 1 November 2022.
 
Berdasarkan usulan proposal yang dikirim oleh desa, tim Kemendes PDTT melakukan verifikasi langsung ke lokasi. Setelah itu, proses berlanjut pada penandatangan perjanjian kerja sama di Jakarta beberapa waktu lalu.
 
Dekresano mengatakan bantuan dana Rp300 juta itu diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan pariwisata untuk meningkatkan ekonomi masyarakat desa. Menurutnya infrastruktur dasar menjadi prioritas untuk mengembangkan sebuah daya tarik wisata dalam desa wisata.

Bantuan Kemendes PDTT itu, katanya, dapat menjadi stimulan bagi pengelola desa wisata setempat untuk mengembangkan produk wisata dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat yang ada.
 
"Harapan kita dengan dibangun sarana penunjang kepariwisataan, maka kunjungan makin meningkat dan masyarakat sekitar juga terdampak dengan kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun nusantara," kata Dekresano berharap optimistis.
 
Ketua Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Oko Mogo Desa Rendu Tutubhada, Faris Tiba menyambut baik bantuan yang diberikan oleh pemerintah tersebut. Dia menjelaskan bantuan tersebut diberikan atas permintaan pengelola aset desa wisata dalam hal ini BUMDes Oko Mogo.
 
Bantuan sebesar Rp300 juta itu diperuntukkan bagi pembangunan balai atraksi dan satu unit pondok wisata (homestay) dengan pengerjaan secara swakelola oleh masyarakat setempat. Mereka pun menolak penggunaan beton di perkampungan adat agar tidak menghilangkan karakteristik dari budaya daerah.
 
"Kami menggunakan bahan lokal," ucapnya. Kini pengelola aset desa tengah bekerja sama untuk membangun sarana pendukung objek wisata itu menggunakan dana bantuan yang telah diberikan.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan