Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menjelaskan kerja sama itu merupakan wujud dukungan dua perusahaan terhadap program pemerintah mewujudkan Indonesia tanpa emisi (net zero emission) pada 2060.
baca juga: Industri Hijau Berperan Penting dalam Keberlangsungan Lingkungan |
“PLN akan mendukung inisiatif tersebut melalui penyediaan informasi proyek terkait Energy Transition Mechanism (ETM) dan pemenuhan persyaratan untuk memperoleh fasilitas pembiayaan dan investasi dari PT SMI dan/atau pihak ketiga yang menjadi mitra PT SMI,” kata Darmawan dikutip dari Antara, Kamis, 20 Oktober 2022.
Mekanisme Transisi Energi (ETM) merupakan skema beralih dari batu bara menuju energi baru dan terbarukan (EBT). Peralihan itu merupakan strategi PLN untuk membantu pemerintah mengurangi emisi gas rumah kaca, yang pada 2030 ditargetkan dapat berkurang sampai 31,89 persen. Target itu merupakan bagian dari upaya mewujudkan Indonesia tanpa emisi gas rumah kaca pada 2060.
MoU antara PLN dan PT SMI ditandatangani oleh Direktur Keuangan PLN Sinthya Roesly dan Direktur Utama PT SMI Edwin Syahruzad. Kegiatan itu disaksikan langsung oleh Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I Pahala Nugraha Mansury.
PT SMI saat ini merupakan koordinator atau Country Platform Manager ETM yang bertugas mengelola mekanisme transisi energi di Indonesia. PT SMI, sebagai country platform manager, juga menghimpun sumber-sumber pendanaan komersial dan nonkomersial secara berkelanjutan, misalnya dari Indonesia Sovereign Wealth Fund, pembiayaan dari lembaga donor/filantropis, lembaga multilateral/bilateral, dan lembaga internasional lainnya.
Direktur Utama PT SMI Edwin Syahruzad menyampaikan kerja sama dengan PLN bakal melibatkan sejumlah pihak dalam skema blended finance. Ia menyampaikan transisi di sektor energi dapat berkontribusi secara signifikan pada penurunan emisi gas rumah kaca, karena sejauh ini penggunaan energi di Indonesia sebagian besar masih bersumber dari batu bara yang memiliki emisi karbon tinggi.
"Oleh karena itu, kolaborasi para pemangku kepentingan diperlukan untuk bersama melakukan transisi energi ini pada berbagai sektor kerja sama baik sosial, lingkungan, teknologi, hingga pembiayaan dan investasi,” kata Edwin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News