Bertani on Cloud adalah hasil pengembangan e-learning pelatihan yang dilakukan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) melalui Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan).
"Bertani on Cloud dapat diakses dengan alamat elearningpuslatan.com dan interaksi melalui aplikasi zoom dalam program Bertani on Cloud. E-learning ini merupakan salah satu jalan mewujudkan SDM pertanian yang profesional sesuai dengan sasaran umum BPPSDMP,” kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi, dalam keterangan tertulis, Kamis, 30 April 2020.
Perkembangan teknologi turut membawa dinamika baru pada proses pelatihan. Perubahan tersebut membawa efek pada pengembangan metode pelatihan dan media pelatihan. Perubahan dapat dirasakan dengan banyaknya perkembangan penggunaan media pelatihan yang memanfaatkan beraneka ragam multimedia.
“Bertani on Cloud ini adalah program yang sangat bagus di tengah pandemi covid-19 saat ini, karena kita harus menjalankan social distancing dan work from home. Dengan Bertani on Cloud, kita tetap dapat berlatih di lokasi kita masing-masing tanpa terbatas jarak, ruang, dan waktu,” katanya.
Masa pandemi covid-19 menjadi momen pelatihan untuk mencetak entrepreneur. Justru menjadi tantangan untuk lebih banyak mencetak enterpreneur sektor pertanian karena pelatihan bisa dilakukan dengan menggunakan sistem online.
Menurut Dedi Nursyamsi, dalam kondisi pandemi Covid 19 ini, pangan tidak boleh bermasalah atau bersoal. “Oleh karena itu seluruh insan pertanian di mana pun berada punya tugas yang sangat strategis, yaitu menyediakan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia. Artinya pertanian tidak boleh berhenti, hanya sektor pertanian lah yang mampu menyediakan pangan untuk bangsa Indonesia,” tuturnya.
Saat ini, aktivitas penyediaan pangan mulai dari hulu sampai hilir juga tidak boleh berhenti. Termasuk melatih petani, penyuluh, pelaku usaha atau UMKM, dan masyarakat tidak boleh berhenti.
“Itu menunjukkan aktivitas pertanian tidak boleh berhenti. Utamanya agar para widyaiswara, penyuluh, dan dosen bersama petani tidak boleh berhenti untuk menyediakan pangan bagi bangsa dan negara ini,” ujar Dedi.
Dedi juga menyampaikan bahwa hari ini akan ada pelatihan membuat nugget dari daging ayam. Tentu dengan pengolahan hasil daging ayam menjadi nugget akan memberi nilai tambah pada produk tersebut dibandingkan hanya dijual ternaknya saja.
"Pembuatan nugget adalah solusi jitu untuk menanggulangi turunnya harga di peternak. Para UMKM agar segera membuat nugget sebanyak-banyaknya, bersama hasil olahan lainnya seperti bakso, sosis. Dengan umur produk yang lebih lama, maka peluang pemasarannya jadi lebih lama juga, sehingga pendapatan pun akan bertambah” ucapnya.
Output dari pelatihan ini adalah mengajak generasi muda, kaum milenial untuk mengembangkan usaha di sektor pertanian, salah satunya pengolahan.
“Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian yang disampaikan dalam beberapa kesempatan. Pak Menteri mendorong anak-anak muda untuk mengembangkan minat pada dunia pertanian. Anak-anak muda juga diajak terjun menjadi start up pertanian. Jadi, salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah untuk memperbanyak start up,” kata Dedi Nursyamsi.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada kesempatan berbeda menyatakan, Kementan akan selalu berusaha mewujudkan SDM pertanian yang maju, mandiri, dan modern. Oleh karena itu, peningkatan SDM harus dilakukan dari hulu hingga ke hilir.
“Dalam era pertanian 4.0, pelaku pertanian juga dituntut untuk menguasai teknologi. Karena sebagaimana kita ketahui, perkembangan IT begitu cepat dan sudah tidak bisa ditawar lagi. Hal tersebut sesuai juga dengan salah satu tujuan Kementan, yaitu menciptakan SDM pertanian yang maju, mandiri, dan modern. Salah satu ciri modern yaitu ditunjukkan dengan penguasaan IT, data, dan informasi pertanian,” kata Mentan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News