Sepanjang semester I, Pertamina mengalami kerugian sebesar USD767,92 juta atau setara Rp11,13 triliun.
Mulyono mengatakan di Juli, Agustus, September, perseroan menyetorkan dividen sebesar Rp8,5 triliun. Selain itu, Pertamina juga membayarkan pajak Januari-Agustus sebesar Rp41 triliun.
"Pertamina rugi iya, tapi Pertamina masih punya uang. Pertamina memberikan kontribusi ke pemerintah Rp50 triliun dari minyak mentah dan kondensat bagian negara," kata Mulyono dalam pelatihan media secara daring, Senin, 28 September 2020.
Mulyono mengatakan, sebenarnya Pertamina bisa saja tidak mengalami kerugian, misalnya dengan memberhentikan kegiatan operasional di kilang dan lebih memilih untuk membeli produk BBM dari luar negeri (impor) karena harganya sedng murah.
Namun, jika hal tersebut dilakukan maka dampaknya akan merembet pada para pekerja Pertamina yang berjumlah sebanyak 1,2 juta orang. Oleh karenanya, Pertamina tetap menjalankan operasional di kilang.
"Walaupun covid-19, tidak ada satupun mitra kerja, pegawai yang di-PHK. Ada 1,2 juta orang yang terhubung langsung dengan Pertamina enggak ada satupun yang di-PHK. upstream kita operasikan, kilang, SPBU, kita operasikan semua karena Pertamina mikirin 1,2 juta orang," pungkas Mulyono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News