"Dalam upaya meningkat kewaspadaan itu, maka pemerintah daerah perlu menggelar 3T yakni melakukan Tracing, Testing, dan Treatment (3T), di destinasi wisata," kata Dede Firmansyah dikutip dari Antara, Rabu, 10 Maret 2021.
Dia menegaskan bahwa industri pariwisata harus jalan walaupun masih ada pandemi covid-19, sehingga dibutuhkan kerja sama antara wisatawan dan tempat destinasi wisata agar kasus positif covid-19 itu bisa diantisipasi lebih dahulu.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Saat ini sejumlah objek wisata di Riau sudah mulai dibuka dan justru banyak pengunjung karena warga yang biasanya tidak mau keluar rumah, sudah merasa bosan dan mengajak keluarga berwisata.
"Bagi masyarakat yang mencari hiburan dengan mengunjungi tempat wisata, sekaligus mendorong hidupnya industri pariwisata di Riau , dan para pelaku usaha kembali bangkit," kata Dede Firmansyah yang juga pengurus DPP Asita itu.
Pariwisata tetap harus dibuka, akan tetapi wisatawan harus selalu taat melaksanakan proktokol kesehatan, dengan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan atau bisa digantikan dengan hand sanitizer yang selalu dibawa oleh wisatawan.
Masih banyak wisatawan tidak yakin dengan adanya virus tersebut, karenanya dalam upaya menekan kasus positif covid-19, pengelola destinasi wisata perlu meningkatkan kesiiagaan dengan menggunakan thermo gun untuk mengecek suhu tubuh pengunjung, dan tentukan kebijakan bagai pengunjung yang memiliki suhu tubuh tidak normal untuk tidak masuk ke kawasan wisata.
"Kalau suhu badan pengunjung setelah dicek mencapai 37 derajat celsius, sebaiknya mereka ditolak masuk," katanya.
Berdasarkan data Riau Tanggap covid-19, hasil rekap data dari 3-9 Maret 2021 pukul 17:02:07 WIB dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau tercatat 76.775, total suspek, yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 1.389 orang, isolasi di RS sebanyak 98 orang, kemudian selesai isolasi sebanyak 75.063, dan meninggal sebanyak 225 orang. Untuk kasus konfirmasi total tercatat 32.211, yang menjalani isolasi mandiri 690 orang, rawat di RS 308 orang dan meninggal sebanyak 786 orang.