Ilustrasi uji perjalanan manual proyek LRT - - Foto: Antara/ Gonti Hadi
Ilustrasi uji perjalanan manual proyek LRT - - Foto: Antara/ Gonti Hadi

Hasil Pantauan DJPPR, Pembangunan LRT Jabodebek Capai 73%

Eko Nordiansyah • 27 April 2021 11:30
Jakarta: Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) melakukan monitoring risiko atas jaminan yang diberikan kepada proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek. Progres proyek tersebut sudah mencapai 73 persen.  
 
"Hasilnya, progres LRT Jabodebek saat ini telah mencapai 73 persen overall dan ditargetkan beroperasi pada Juni 2022," tulis keterangan DJPPR dilansir dari laman resminya di Jakarta, Selasa, 27 April 2021.
 
Sejalan dengan target operasi tersebut, kereta (train set) LRT Jabodebek telah melakukan uji perjalanan manual (grade of automation level 0/GoA0) pada Lintas Pelayanan (LP) 1 Cibubur-Cawang yang berada di sisi tol Jagorawi pada Oktober 2020.

Pengujian ini akan terus ditingkatkan secara bertahap menjadi operasi tanpa masinis (grade of automation level 3/GoA3). Dengan teknologi ini jarak kedatangan kereta di LP 3 (Cawang-Dukuh Atas) akan menjadi jalur kereta paling cepat, yaitu tiap tiga menit sekali pada jam sibuk, sedangkan pada LP 1 dan 2 adalah tiap enam menit sekali.
 
Dengan teknologi yang digunakan pada LRT Jabodebek, setiap harinya akan mampu mengangkut 180 ribu penumpang pada tahun pertama operasinya. Setelah beroperasi, LRT akan melengkapi sarana transportasi massal berbasis rel di area Jakarta, sebagaimana yang telah diterapkan pada kota-kota metropolitan lain di seluruh dunia.
 
"Sebagai informasi, tahun 2015 telah menjadi momentum peluncuran moda transportasi perkotaan dengan basis rel sebagai solusi mengurangi kemacetan di kota-kota besar," lanjut keterangan tersebut.
 
Beberapa proyek utama yang telah diluncurkan pemerintah, yaitu pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek yang melibatkan peran BUMN PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT Adhi Karya, serta Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang dikembangkan dengan skema business to business.
 
Khusus pada proyek LRT Jabodebek, Kemenkeu tidak hanya memberikan dukungan fiskal melalui Penyertaan Modal Negara (PMN), namun juga melalui jaminan pemerintah atas pinjaman sindikasi sebesar Rp18,1 triliun, pinjaman Transaksi Khusus sebesar Rp1,15 triliun, serta tambahan pendanaan pembangunan depo sebesar Rp4,2 triliun.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan