Ilustrasi pemanfaatan biomassa dalam pembangkit listrik - - Foto: dok PLN
Ilustrasi pemanfaatan biomassa dalam pembangkit listrik - - Foto: dok PLN

PLN Siap Transformasi ke Energi Baru Terbarukan

Annisa ayu artanti • 31 Desember 2020 20:05
Jakarta: PT PLN (Persero) siap melakukan transisi energi dengan mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT). Transformasi tersebut tidak hanya dari sisi pembangunan infrastruktur, tapi juga pemanfaatan EBT pada pembangkit existing.
 
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan pihaknya memperluas Co-firing PLTU yang ada menggunakan biomassa, seperti di PLTU Suralaya.
 
"Program Co-firing PLTU dengan biomassa ini merupakan langkah nyata PLN untuk mendorong peningkatan EBT pada bauran energi nasional," ucap Darmawan dikutip dalam keterangan resmi, Kamis, 31 Desember 2020.
 
Ia menjelaskan Co-firing PLTU dengan bahan bakar biomassa adalah upaya alternatif dalam mengurangi pemakaian batu bara dengan tetap memperhatikan kualitas bahan bakar sesuai kebutuhan.
 
Khusus di PLTU Suralaya, Co-firing akan dilakukan secara bertahap. Mulai dari penggunaan lima persen biomassa hingga rencana jangka panjang pemanfaatan biomassa secara penuh.
 
Selain di PLTU Suralaya, Co-firing juga telah diuji coba di beberapa PLTU. Antara lain PLTU Jeranjang (2x25 MW) dengan pelet sampah, PLTU Paiton (2x400 MW) pelet kayu, PLTU Rembang (2x325 MW) pelet kayu, dan PLTU Indramayu (3x330MW) pelet kayu.
 
Lalu PLTU Tenayan (2x110 MW) dengan cangkang kelapa sawit, PLTU Ketapang (2x10 MW) dengan cangkang kelapa sawit, PLTU Sanggau (2x7 MW) dengan cangkang kelapa sawit, dan PLTU Belitung (2x16,5 MW) dengan cangkang kelapa sawit.
 
Secara keseluruhan terdapat 114 unit PLTU milik PLN yang berpotensi dapat dilakukan Co-firing biomassa. Pembangkit tersebut tersebar di 52 lokasi dengan total kapasitas 18.154 megawatt (MW).

"Harapannya, Co-firing dapat meningkatkan bauran EBT secara nasional," ungkapnya.
 
Menteri ESDM Arifin Tasrif menyambut baik upaya PLN lantaran menjadi langkah positif dalam dunia pergaulan internasional. Meski demikian, penggunaan batu bara tidak serta merta hilang dari bauran energi nasional.
 
"Itu bagian dari komitmen dunia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan CO2. Negara kita punya target bauran energi 23 persen di 2025. Ini menjadi komitmen nasional ke dunia yang harus kita capai," ucap Arifin.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan