Dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Arifin menjelaskan selama ini operator existing PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) menggunakan listrik pribadi dalam mengelola salah satu blok andalan di Tanah Air itu.
Dirinya mengatakan pasokan listrik tidak masuk dalam kesepakatan pada masa transisi ini antara CPI dan PT Pertamina (Persero) yang akan menjadi operator penerus mulai Agustus mendatang.
"Memang ada yang pending termasuk tenaga listrik dan sedang dalam pembahasan. ini diluar kontrak dari Chevron dan Pertamina," kata Arifin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 19 Januari 2021.
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Jepang ini mendorong agar nantinya ketika Pertamina resmi menjadi operator, PT PLN (Persero) bisa masuk dan memasok listrik di wilayah kerja tersebut. Meski diakui dirinya untuk bisa memenuhi kebutuhan listrik dalam sistem pengeboran perlu ada penyesuaian kebutuhan teknis.
"Memang ada upaya PLN. Ke depan memang harus ada penyesuaian karena ada beda frekuensi 50 ke 60 hertz. Ini masih dalam proses perhitungan," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News