“Selama pandemi omzet per bulan mencapai Rp4,5 juta hingga Rp5 juta,” kata Nur Kholis dalam tayangan Newsline di Metro TV, Senin, 13 Desember 2021
Sebelum menanam dengan sistem hidroponik, Nur Kholis pernah membudidaya sayuran dengan sistem konvensional. Menurutnya, budi daya tanaman dengan sistem konvensional membutuhkan area tanah yang luas dan air yang banyak. Belum lagi hama dan rumput liar.
Nur Kholis mulai beralih ke sistem hidroponik saat persediaan air yang ada di sumurnya tidak mampu untuk mengaliri seluruh kebunnya. Akhirnya dia sadar, tanaman hidroponik mudah dalam perawatan serta memiliki daya tahan yang lebih lama.
Sayur yang dijual Nur Kholis diberikan label khusus. Sehingga, pembeli tahu sayur yang dijualnya menggunakan sistem hidroponik. Dia pun telah mulai menjual hasil kebunnya dijual di sekitar Pasar Jepara. (Imanuel Rymaldi Matatula)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News