Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan surplus neraca perdagangan sebelumnya tertinggi pada Oktober 2021 sebesar USD5,74 miliar. Pada saat itu, surplus terjadi karena ekspor yang mencapai USD22,03 miliar sedangkan impor sebesar USD16,29 miliar.
"Jadi kalau kita lihat ini adalah rekor baru dan ini tertinggi. Sebelumnya itu pada Oktober 2021 sekitar USD5,74 miliar USD, jadi surplusnya (tertinggi) sepanjang sejarah," kata dia dalam video conference, Selasa, 17 Mei 2022.
Pada April 2022, surplus neraca perdagangan terjadi setelah nilai ekspor pada bulan lalu sebesar USD27,32 miliar sedangkan nilai impor hanya USD19,76 miliar. Surplus ini juga melanjutkan tren positif setelah 24 bulan beruntun mencatatkan surplus.
Sejak awal tahun, Indonesia selalu mencatatkan surplus neraca perdagangan. Pada Januari surplus neraca perdagangan hanya USD0,96 miliar, kemudian naik menjadi USD3,83 miliar pada Februari, USD4,54 miliar pada Maret, dan USD7,56 miliar pada April.
Secara kumulatif, neraca perdagangan mengalami surplus sebesar USD16,89 miliar. Pencapaian ini merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan surplus periode sama dua tahun terakhir yaitu USD2,17 miliar di 2020 dan USD7,81 miliar di 2021.
"Kalau kita lihat tren surplus ini baik terhadap 2021, 2020 bahkan sampai dengan 2017 ini adalah kinerja terbaik surplus kita selama Januari-April ini kalau kita bandingkan dari 2017 sampai dengan yang sekarang," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News